Huawei berencana untuk memindahkan pusat riset mereka ke Kanada (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina)
LENSAPANDAWA.COM – Huawei berencana untuk memindahkan riset telekomunikasi dari Amerika Serikat ke Kanada. Hal ini disampaikan pendiri Huawei Ren Zhengfei dalam sebuah wawancara, Selasa (3/12).
Berbicara dengan surat kabar Globe and Mail di kantor pusat Huawei di Shenzhen, Ren mengatakan perusahaan juga mempertimbangkan untuk membangun pabrik-pabrik baru di Eropa untuk membuat peralatan generasi kelima atau 5G.
Pusat penelitian dan pengembangan Huawei “akan dipindahkan dari Amerika Serikat dan akan dipindahkan ke Kanada,” kata Ren kepada Globe and Mail, seperti dikutip AFP.
Raksasa teknologi China, Huawei, belakangan menghadapi banyak tekanan dari AS. Mulai dari dakwaan kriminal hingga sanksi ekonomi.
Keputusan ini diambil setelah Washington meningkatkan tekanan pada para sekutu untuk melarang penggunaan komponen jaringan 5G Huawei. AS memperingatkan kalau perangkat buatan Huawei mungkin digunakan Beijing untuk memata-matai atau meretas.
Kanada tengah melakukan pemeriksaan terhadap teknologi Huawei, namun belum mengambil keputusan terkait seruan AS itu.
Tahun ini Huawei menambahkan 300 karyawan di Kanada, sehingga total terdapat 1.200 pekerja di sana.
“Direktur yang bertanggung jawab atas rencana bisnis di Amerika Serikat sebenarnya bekerja di Ottawa,” katanya.[Gambas:Video CNN]
“Kami tidak bisa bertukar panggilan atau email dengan mereka,” kata Ren. “Itu sebabnya kami akan lebih fokus pada pengembangan ke Kanada.”
Akibat perang dagang China-AS, saat ini Huawei tidak lagi menggunakan teknologi AS pada peralatan 5G yang mereka jual di seluruh dunia. Pada akhir tahun depan, Ren juga berharap seluruh konsumennya tak lag membutuhkan suku cadang AS.
Dengan mendirikan pabrik diluar China, menurut Ren kemungkinan harga peralatan 5G Huawei akan lebih tinggi. Namun, pabrik di Eropa itu menurutnya akan meningkatkan kepercayaan lebih dari konsumennya di Eropa.
Rencana pembangunan pabrik di Eropa ini masih dipelajari kelayakannya oleh Uni Eropa.
Hubungan antara Kanada dan Cina memburuk setelah putri Ren dan kepala keuangan Huawei Meng Wanzhou ditangkap tahun lalu. Meng ditangkap saat singgah di Vancouver. Penangkapannya dilakukan dengan surat perintah AS dengan tuduhan kalau perusahaan itu melakukan pelanggaran sanksi yang dikenakan AS terhadap Iran.
Sebagai balasan, Beijing menahan dan menuduh dua orang Kanada melakukan kegiatan mata-mata. China pun memblokir miliaran dolar dalam pengiriman produk pertanian asal Kanada.
Namun, tidak seperti Beijing, Ren menyalahkan Amerika Serikat. “Ini jelas campur tangan politik dari AS,” kata Ren. “Saya pikir Kanada harus meminta Trump untuk mengganti kerugiannya.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.