Ilustrasi (CNN Indonesia/Bintoro Agung Sugiharto)
LENSAPANDAWA.COM – Direktur ICT Strategy Huawei Indonesia Mohamad Rosidi menyebut sejumlah komponen yang harus disiapkan secara menyeluruh untuk mengembangkan jaringan 5G di Indonesia. Dia menilai permintaan sudah ada namun infrastruktur harus memadai.
“Jadi kalau bicara 5G di Indonesia, kita lihat infrastruktur yang ada selain spektrum. Kalau dilihat dari digitalisasi di Indonesia sangat cepat misal bagaimana fintech, payment digital dan bagaimana kita bisa mengenal IoT,” kata Rosidi kepada awak media di Hotel Artotel, Jakarta, Rabu (31/7).
“Kemudian kebutuhan atau demand-nya sudah ada, kita lihat potensinya luar biasa dibandingkan negara lain. Artinya kalau demand ada, kenapa supply tidak ada?” sambungnya.
Selain itu Rosidi menyebut bahwa saat ini kota-kota besar di Indonesia sudah banyak dibangun BTS (band transceiver station) atau tiang pemancar yang memfasilitasi komunikasi nirkabel.
Oleh sebab itu, Huawei menganggap dengan dibangunnya tiang pemancar itu maka kebutuhan jaringan 5G di kota-kota besar sudah siap. Namun dari sisi pemerintah harus menemukan cara bagaimana mengembangkan jaringan itu.
“Kalau bicara soal Tower [BTS] di seluruh kota besar tower-nya sudah rapat semua, tidak ada blank spot. Artinya kalau kita berangkat untuk di kota besar harusnya siap secara permintaan,” jelas Rosidi.
Jika ditilik dari sisi pemerintah, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan komersialisasi 5G di Indonesia masih jauh. Pasalnya, mereka menilai belum tentu masyarakat mau mengeluarkan biaya lebih demi kecepatan jaringan 5G.
Namun, dia mengatakan 5G bisa digunakan oleh korporasi karena mereka akan membuat perhitungan selama ada keuntungan bisnis.
Kendati demikian, Kemenkominfo mengatakan seluruh operstor harus siap untuk mengimplementasi 5G di Indonesia walaupun belum ada kepastian waktu.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.