Ilustrasi manusia purba. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
LENSAPANDAWA.COM – Peneliti menemukan fakta bahwa manusia memiliki leluhur atau kerabat yang berusia jauh lebih tua daripada leluhur manusia saat ini. Fakta ini ditemukan dalam informasi genetik yang diambil peneliti dari fosil manusia berusia 800 ribu tahun, Homo antecessor.
Spesies manusia atau Homo sapiens muncul sekitar 300 ribu tahun lalu di Afrika. Akan tetapi sebelum itu, banyak kerabat dekat manusia yang telah terlebih dahulu berada di Bumi, termasuk sepupu dekat Homo sapiens, Neadhertal hingga kerabat dekat Neanderthal, Denisovan.
Terbaru Homo antecessor ditempatkan dalam pohon silsilah keluarga manusia yang berasal dari gua Gran Dolina di Spanyol bagian utara.
Garis keturunan manusia dan simpanse berpisah satu sama lain sekitar 9 sampai 7 juta tahun yang lalu. Para ilmuwan mencari teka-teki hubungan evolusi spesies manusia dengan spesies lain yang sudah punah di garis keturunan manusia.
Penelitian baru mengkonfirmasi bahwa fitur wajah Homo antecessor sangat mirip dengan Homo sapiens dan sangat berbeda dari Neanderthal dan Denisovan.
Temuan para ilmuwan dari University of Copenhagen (Denmark), bekerja sama dengan CENIEH (Pusat Penelitian Nasional untuk Evolusi Manusia) di Burgos, Spanyol, dan lembaga lainnya, diterbitkan pada 1 April di Nature.
“Saya senang bahwa penelitian protein memberikan bukti bahwa spesies Homo antecessor mungkin terkait erat dengan leluhur terakhir Homo sapiens, Neanderthal, dan Denisovans,” kata penemu fosil Homo antecessor, José María Bermúdez de Castro seperti yang dikutip dari Science Daily.
Homo antecessor memiliki gigi besar dan lebih primitif di genus Homo seperti Homo erectus. Namun bentuk wajah Homo antecessor sangat mirip dengan manusia modern.
H. antecessor menimbulkan dua pendapat, pertama adalah antecessor mungkin leluhur bersama terakhir dari Neanderthal, Denisovan, dan H. sapiens. Pendapat kedua adalah antecessor adalah anggota H. erectus. Penemuan dalam jurnal ini mendukung pendapat pertama.
[Gambas:Video CNN]
Pengambilan Sampel Lebih Canggih Dari DNA
Dengan menggunakan teknik yang disebut spektrometri massa, para peneliti mengurutkan protein purba dari enamel gigi untuk menentukan posisi Homo antecessor di pohon keluarga manusia.
Metode molekuler baru yang dikembangkan oleh para peneliti di Fakultas Kesehatan dan Ilmu Kedokteran, University of Copenhagen, memungkinkan para ilmuwan untuk mengambil bukti molekuler untuk merekonstruksi secara akurat evolusi manusia dari masa lalu yang lebih jauh daripada menggunakan sampel DNA.
Sampel protein disebut peneliti jauh lebih berumur panjang dari DNA. Ahli genetika dari University of Copenhagen, Enrico Cappellini mengatakan DNA hanya dapat bertahan di tulang fosil hingga sekitar 500 ribu tahun.
Tim Cappellini mengidentifikasi urutan molekul peptida dari tujuh protein dalam enamel gigi kuno H. antecessor. Pada dasarnya semua protein yang ditemukan di enamel gigi, termasuk peptida khusus untuk kromosom Y yang menandai individu sebagai laki-laki.
Selanjutnya, para peneliti membandingkan urutan protein ini dengan yang setara pada manusia modern, kera hidup lainnya, Neanderthal, dan Denisovans.
Protein menunjukkan H. antecessor adalah kerabat dekat dari leluhur terakhir manusia, Neanderthal, dan Denisovan.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.