Pengunjung memarkirkan kendaraannya di kawasan IRTI Monas, Jakarta, 4 Januari 2019. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
LENSAPANDAWA.COM – Mengamankan sepeda motor saat parkir lama tak bisa hanya mengandalkan pengaman dari pabrikan. Biar lebih meyakinkan pemilik dianjurkan menerapkan dua lapis keamanan dengan menambah pengaman sendiri.
Dinilai dari berbagai video aksi, proses pencurian motor bisa berlangsung singkat, bahkan hanya dalam hitungan detik. Pencuri yang sudah ahli diyakini telah mempelajari sistem keamanan bawaan pabrikan hingga menemukan cara membongkarnya lebih cepat.
Meski demikian, untuk pengamanan lapis pertama, pemilik mesti memaksimalkan sistem keamanan yang sudah tersedia pada motor. Misalnya selalu mengunci setang dan menutup rumah kunci.
Motor yang tidak dikunci setang merupakan sasaran empuk eksekusi maling. Ketika setang tidak terkunci motor lebih mudah dipindahkan walau mesin tidak menyala, ini memungkinkan motor didorong hingga pindah tempat.
Kepala bengkel resmi Honda, AHASS Depok, Stanley Sibuea, menjelaskan, buat motor yang sudah dilengkapi penutup lubang kunci, pastikan komponen tersebut tertutup rapat sebelum pemilik meninggalkan motor yang parkir.
Penutup rumah kunci ada dua jenis, yakni menggunakan magnet dan manual. Versi magnet umumnya bekerja otomatis menutup saat kunci dicabut, sedangkan manual proses penutupan mesti dilakukan sendiri.
“Yang menggunakan magnet ini juga kadang suka macet kalau pemakaian sudah lama. Jadi tidak otomatis tertutup meski sudah dikunci setang dan kunci dicabut. Jadi pastikan dulu lubang kuncinya tertutup,” kata Stanley saat dihubungi, Selasa (21/4).
Setelah memastikan sistem keamanan bawaan motor sudah siaga, pemilik disarankan menambah pengamanan tambahan seperti memasang gembok pada cakram, memasang alarm, atau membuat saklar khusus mati dan nyala mesin yang tidak diketahui orang lain.
Gembok pada cakram bakal tertahan pada batang suspensi ketika ban memutar sehingga roda terkunci. Hal ini bisa mengurangi risiko motor pindah tempat walau rumah kunci sudah berhasil dibobol, selain itu membongkar gembok juga bisa memperlambat kerja maling.
Alarm tambahan berguna untuk menarik perhatian orang-orang di sekitar dengan sinyal suara saat motor bergetar karena proses pencurian. Produk alarm juga punya sistem khusus yang terintegrasi dengan GPS agar memudahkan pelacakan motor saat dibawa pergi maling.
Memasang alarm tambahan butuh biaya lebih, namun sistem keamanan ini sanggup menyulitkan maling yang tidak mengetahui cara melumpuhkannya.
Saklar on/off mesin bisa dibeli di toko aftermarket. Gunanya bikin menyalakan dan mematikan mesin eksklusif hanya diketahui pemilik. .
Sistem keamanan ini bisa sangat menyulitkan maling, namun pemasangannya butuh konsultasi dengan bengkel resmi sebab bisa jadi mengubah sistem kelistrikan motor dan mempengaruhi garansi.
Pemilik juga bisa menerapkan cara antisipatif seperti menempelkan stiker khas sebagai tanda pengenal motor. Stiker ini menjadi identifikasi personal ketika yang membantu proses pencarian motor setelah dicuri.
Selama masa pandemi virus corona (Covid-19) ada lebih banyak kendaraan yang menganggur di rumah sebab sang pemilik banyak menghabiskan waktu di rumah sesuai anjuran pemerintah untuk menangani wabah. Hal ini diduga memicu maling mencari kesempatan melakukan aksi jahatnya di rumah.
Pemilik disarankan selalu memilih lokasi yang aman untuk memarkirkan motor. Parkir di dalam rumah dikatakan lebih baik daripada di garasi atau pelataran parkir.
“Yang aman ini adalah tempat parkir ada penjaganya dan bisa dipercaya, selain itu kalau di rumah parkir jangan di luar, tapi langsung di dalam. Jadi ada pagar dan gembok sekalian,” kata Stanley. (ryh/fea)