Inggris kucurkan dana untuk kembangkan vaksin dan tes cepat COVID-19

0
470
Inggris kucurkan dana untuk kembangkan vaksin dan tes cepat COVID-19Seorang pria dengan mengenakan masker berjalan melalui stasiun Waterloo di London, Inggris, Selasa (10/3/2020), saat jumlah kasus virus corona meningkat di seluruh dunia. ANTARA/ REUTERS/Henry Nicholls/tm

LENSAPANDAWA.COM – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Selasa mengumumkan pendanaan baru bagi upaya melawan wabah COVID-19, termasuk untuk menciptakan vaksin virus corona serta mengembangkan tes deteksi cepat terhadap orang yang diduga terjangkit.

Paket pendanaan baru itu dianggarkan sebesar 46 juta poundsterling (sekitar Rp856 miliar), demikian dinyatakan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta dalam pernyataan tertulis.

Dengan tambahan dana tersebut, total keseluruhan dana yang dikucurkan Inggris khusus untuk penanganan wabah corona, baik untuk di dalam negeri maupun untuk tingkat global, mencapai 91 juta poundsterling (setara Rp1,7 triliun).

"Kami menjamin bahwa negara ini siap menghadapi wabah yang tengah terjadi dengan pendekatan sains di setiap tahap penanganan. Namun kami juga perlu berinvestasi sekarang untuk penelitian mengenai vaksin yang akan membantu mencegah wabah di masa depan," kata Johnson, seperti dikutip pada pernyataan itu.

Lebih lanjut dijelaskan, upaya pemerintah Inggris menangani wabah corona dilakukan dengan pendekatan empat tahap, yakni menahan, menunda, menanggulangi, dan meneliti.

Johnson telah mengunjungi sebuah laboratorium di Bedfordshire, tempat para peneliti Inggris menggunakan keahlian dan pengalaman dari wabah yang pernah terjadi sebelumnya untuk menemukan cara yang lebih cepat dan murah dalam mendiagnosis pasien corona.

"Tes deteksi cepat akan menjadi kunci dalam menangani wabah ini, namun vaksin yang sangat ampuh akan memberikan perlindungan jangka panjang yang kita perlukan… Inggris mempunyai para peneliti yang mumpuni, dan dana ini akan membantu perjuangan kita," ujar Kepala Pejabat Urusan Keilmiahan Inggris, Patrick Vallance.

Dana penanganan COVID-19 juga dialirkan untuk mendukung program Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta membantu negara-negara rentan dalam mempersiapkan diri menghadapi wabah.

Virus corona mulai muncul di Kota Wuhan, China, pada Desember tahun lalu.

Hingga saat ini, kasus infeksi COVID-19 muncul di berbagai negara di seluruh dunia. Per 10 Maret 2020, pengidap virus itu mencapai 114.544 orang dan lebih dari setengahnya, atau 64.036 orang, dinyatakan sembuh sementara jumlah kematian akibat corona tercatat 4.028.

Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here