Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw. (ANTARA/Evarukdijati)
LENSAPANDAWA.COM – Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menegaskan, keberadaan personel TNI-Polri di Nduga tidak akan ditarik akibat masih adanya kelompok bersenjata di wilayah itu.
Keberadaan personel TNI-Polri non organik di Nduga sebagai dampak dari insiden yang menewaskan 17 karyawan PT. Istaka Karya dan empat orang lainnya hingga kini belum diketahui nasibnya.
Insiden yang terjadi di akhir 2018 itulah menjadi salah satu penyebab kenapa pemerintah menempatkan aparat keamanan non organik di wilayah itu, kata Kapolda Papua Irjen Pol Waterpauw di Jayapura, Kamis.
Dikatakan, keberadaan aparat keamanan di Kabupaten Nduga itu semata-mata untuk penegakan hukum mengingat keberadaan kelompok bersenjata yang seringkali menyerang warga sipil dan personel TNI-Polri.
Penegakan hukum akan terus dilakukan sekaligus mengamankan pembangunan yang dilaksanakan di wilayah Nduga.
Pemda Nduga seharusnya melakukan pendekatan dengan kelompok bersenjata agar meletakkan senjata dan tidak mengganggu warga serta aparat keamanan di kawasan itu, tegas Waterpauw seraya menambahkan, Rabu (26/2) terjadi lagi kontak tembak dengan KKB hingga menyebabkan satu anggota brimob terluka.
Dengan adanya insiden kontak tembak hingga menyebabkan anggota kami terluka, apa pasukan harus ditarik dan jaminan apa yang diberikan pemda, ungkap Irjen Pol Waterpauw.
Menanggapi pertanyaan terkait permintaan Wakil Bupati Nduga yang minta aparat keamanan non organik ditarik mantan Kapolda Sumut malah balik bertanya dimana keberadaan Pemda Nduga selama ini karena kelompok bersenjata masih terus menyerang aparat keamanan.
"Jangan politisasi keberadaan TNI-Polri di Nduga karena yang menjadi korban juga aparat keamanan, " tegas Irjen Pol Waterpauw.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.