Penggali makam memakai pakaian pelindung membawa peti jenazah yang meninggal dunia akibat penyakit virus korona (COVID-19), di tempat pemakaman Vila Formosa, pemakaman terbesar Brazil, di Sao Paulo, Brazil, Kamis (2/4/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Amanda Perobelli/pras/cfo
LENSAPANDAWA.COM – Menteri kesehatan Brazil mengatakan negaranya menghadapi "masalah serius" untuk memenuhi kebutuhan ventilator mekanis, dan telah berbicara pada China untuk mencoba memenuhi pesanan masker wajah seiring kematian akibat virus corona terus meningkat.
Negara terbesar di Amerika Latin itu telah melaporkan 13.717 kasus virus corona dengan 667 kematian—melebihi 100 angka kematian dalam 24 jam untuk pertama kalinya.
"Kami butuh 40 juta masker dari China. Kami mengalami kesulitan di pasar China untuk menjamin pembelian ini," kata Menteri Kesehatan Brazil Luiz Henrique Mandetta, merujuk pada pembicaraannya dengan duta besar China pada Selasa (7/4), untuk memastikan terpenuhinya pesanan peralatan medis.
Sebuah sumber yang mengetahui percakapan Mandetta dengan dubes China di Brasilia mengatakan kepada Reuters bahwa Brazil juga ingin membeli ventilator dari China.
Para pejabat Brazil berusaha untuk memperbaiki hubungan diplomatik setelah menteri pendidikan Brazil dan putra Presiden Jair Bolsonaro, yang merupakan anggota parlemen, mengkritik China atas penanganannya terhadap krisis.
Virus corona juga menyebabkan ketegangan dengan Amerika Serikat. Duta Besar AS untuk Brazil pada Selasa membantah laporan bahwa pemerintah AS mengambil peralatan medis China yang telah dipesan oleh Brazil untuk memerangi pandemi.
Mandetta pekan lalu mengatakan China telah membatalkan beberapa pesanan peralatan Brazil setelah pemerintah AS mengirim lebih dari 20 pesawat kargo ke China untuk membeli produk yang sama.
Media Brasil juga melaporkan bahwa pengiriman yang ditujukan ke Brasil dialihkan untuk digunakan di AS selama singgah di Miami, setelah pemasok ditawari harga yang lebih tinggi.
Mandetta memulai kembali kepemimpinan upaya Brazil untuk menghentikan penyebaran virus setelah memenangi dukungan kabinet pada Senin (6/4) dalam perselisihan dengan Bolsonaro mengenai perlunya memperkuat jarak sosial.
Presiden sayap kanan itu telah kehilangan dukungan dengan meremehkan kedaruratan pandemi dan mengejutkan para ahli kesehatan masyarakat dengan berargumen untuk melonggarkan aturan karantina agar ekonomi negara tidak macet.
Presiden bank sentral Roberto Campos Neto, berbicara pada Selasa bersama Mandetta, mengatakan bank telah bertindak lebih berani dan cepat daripada sebelumnya untuk memompa likuiditas ke dalam sistem keuangan Brazil. Dia mengumumkan paket kebijakan berjumlah lebih dari 16 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Sumber: Reuters
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.