Ilustrasi (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
LENSAPANDAWA.COM – Kasus penumpang taksi online, Istiani, yang mengaku hampir diculik mitra pengemudi Grab berakhir damai. Istiani yang melaporkan kasus dugaan penculikan itu telah mencabut laporan yang ia buat di Polda Metro Jaya, Selasa (11/2).
Terkait kasus dugaan penculikan yang sempat viral di internet yang berakhir damai itu, netizen melontarkan kecurigaan. Mereka menyebut kasus ini sebagai trik pemasaran belaka dari Grab untuk mempopulerkan fitur tombol darurat mereka.
Menanggapi kecurigaan tersebut, Public Relations Manager Grab Andre Sebastian hanya memberikan emotikon senyum dan tidak memberikan keterangan lebih lanjut ketika dihubungi melalui whatsapp.
Heboh kasus dugaan penculikan ini bermula dari penumpang GrabCar, Istiani yang membagikan pengalaman buruknya saat memesan Grab pada Kamis (6/2). Dia memesan Grabcar menuju dua titik, yaitu kantornya di kawasan Jakarta Selatan, lalu melanjutkan ke titik kedua di kawasan BSD, Serpong, Tangerang Selatan.
Di tengah perjalanan, Ia curiga pasalnya rute yang diambil driver tidak sesuai dengan tujuan. Penumpang lantas memencet tombol darurat (emergency button) di aplikasi Grab dan melaporkannya ke operator.
Kasus yang berakhir damai itu mengundang tanda tanya sejumlah kalangan.
[Gambas:Twitter]
[Gambas:Twitter]
[Gambas:Twitter]
Akun @ompimpimpa juga memaparkan keanehan pada kasus ini yang menyisakan banyak pertanyaan.
[Gambas:Twitter]
[Gambas:Twitter]
Sebagian lagi meragukan kecepatan respons layanan transportasi online di Indonesia ketika terjadi keadaan darurat.
[Gambas:Twitter]
[Gambas:Video CNN]
Seorang netizen lain menganggap ini adalah akhir yang tidak terduga dan satu hal yang ia bisa ingat cuma pesan kalau ada tombol emergency di aplikasi grab.
[Gambas:Twitter]
Sopir Grab yang diduga melakukan penculikan, Imam, mengaku baru satu bulan berprofesi sebagai pengemudi taksi online. Ia mengaku saat itu melakukan kesalahan yang akhirnya membuat Istiana selaku penumpang merasa panik.
Sementara itu, Imam mengaku peta pada aplikasinya mengalami gangguan alias error saat mengantarkan Istiana. Alhasil, ia salah memilih jalan. Di saat yang sama, penumpang merasa bakal diculik.
Imam yang berasal dari Brebes, Jawa Tengah, mengaku tak terlalu memahami wilayah Jakarta Selatan. Dia pun memohon maaf atas keributan karena kesalahpahaman antara dengan Istiana.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.