Ilustrasi. (Pexels)
LENSAPANDAWA.COM – Kecerdasan buatan (artificial intellegence/ AI) diprediksi akan berperan penting dalam diagnosa penyakit. Berbagai penelitian telah memprediksi kecerdasan buatan bisa mendiagnosis bahwa seseorang bakal terkena kanker, jauh sebelum penyakit mematikan itu datang.
AI juga diprediksi mampu melakukan pendeteksian virus Corona (Covid-19). Prediksi tersebut diwujudkan oleh Alibaba yang mengklaim memiliki sistem kecerdasan buatan yang dapat mendeteksi virus corona alias Covid-19. Alibaba mengaku alat itu dapat mendeteksi Covid-19 dalam hitungan detik dengan akurasi mencapai 96 persen.
Sistem AI yang dibangun oleh Alibaba memanfaatkan CT scan untuk mendeteksi Covid-19. Berbeda dengan manusia yang membutuhkan waktu 15 menit, sistem AI Alibaba hanya membutuhkan waktu 20 detik untuk mendiagnosis ratusan gambar CT scan, seperti dilansir The Next Web.
Laporan Inventure mengatakan AI bisa mendiagnosis bahwa seseorang bisa terkena kanker dari jauh-jauh hari. Oleh karena itu berbagai upaya pencegahan bisa dilakukan, katakan 10 atau 20 tahun sebelum kanker terjadi. Inilah yang disebut predictive care.
Beragam wearables dan sensors nantinya akan diimplan di dalam tubuh manusia sehingga bisa memonitor fungsi setiap organ tubuh dalam 24 jam. Begitu penyimpangan terjadi, predictive analytics AI akan mampu mengetahui risiko penyakit yang bakal muncul di masa depan.
Sepuluh tahun ke depan kerjasama dokter dan mesin AI untuk mendiagnosis dan mengobati akan menjadi mainstream dan fenomena keseharian. Bahkan akan datang masanya, di mana dokter harus berkonsultasi dengan dokter. Jika dokter tidak berkonsultasi dengan AI maka itu bisa dianggap malpraktik.
Laporan secara garis besar membagi AI ke dalam tiga kelompok, yakni Narrow Intelligence (ANI), Arficial General Intelligence (AGI), dan Arficial Super Intelligence (ASI).
[Gambas:Video CNN]
ANI mengacu kepada kemampuan AI untuk melakukan pekerjaan tunggal seperti Siri memahami omongan manusia atau Deep Blue bisa mengalahkan grand master Garry Kasparov dalam bermain catur.
AGI mengacu pada kemampuan AI yang mampu mengerjakan seluruh pekerjaan inteligensi manusia. Sementara ASI adalah ketika AI mampu mengungguli kecerdasan manusia.
Dekade 2020an adalah era kejayaan ANI dimana pekerjaan-pekerjaan manusia bakal tergantikan oleh mesin AI. McKinsey (2017) memprediksi hingga tahun 2030 setidaknya 800 juta pekerjaan yang sudah obsolet akan “dibunuh” oleh otomasi AI.
Sementara pada dekade 2030an akan mengarah ke era AGI dimana kemampuan AI akan setara dengan kemampuan kepintaran manusia seperti dikatakan oleh Ray Kurzweil, seorang futurist AI terkemuka. Kruzweil memprediksi komputer akan memiliki kepintaran manusia pada 2029.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.