Ilustrasi alat tes corona. (ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)
LENSAPANDAWA.COM – Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) targetkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mampu menciptakan alat tes virus corona (SARS-CoV) polymerase chain reaction (PCR) portabel dalam waktu kurang dari satu bulan.
Alat tes PCR (RDT IgG IgM) diketahui lebih akurat dibandingkan alat rapid test serologi atau antibodi (RDT Micro-chip). Alat tes ini akan menggunakan isolat RNA dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan.
“Tidak waktu lama ini bisa dipakai. Dalam waktu kira-kira kurang 1 bulan, BPPT akan kembangkan mobile test kit berbasis PCR,” kata Menristek Bambang Brodjonegoro saat konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (6/4).
Inovasi alat PCR portabel disebut Bambang bisa membantu agar pengecekan corona dengan metode PCR dilakukan di berbagai daerah.
Selain itu, Bambang juga menargetkan BPPT untuk memproduksi 100 ribu alat rapid test dalam waktu satu hingga dua bulan ke depan. Alat rapid test ini mampu memberikan hasil cepat dalam waktu sekitar 15 menit. Akan tetapi tingkat sensitivitas alat rapid test hanya 75 persen.
Alat rapid test kedua digunakan untuk deteksi awal dengan cara mendeteksi antigen atau bagian virus corona yang masuk ke dalam tubuh manusia.
“Saat ini perkembangan dalam waktu satu sampai dua bulan bisa diproduksi 100 ribu alat. Alat ini tidak seakurat PCR tapi bisa bantu screening awal dan berikan penanganan,” kata Bambang.
Di sisi lain, Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) juga turut berkontribusi melalui layanan salah satu satelit buatannya, yaitu LAPAN-A2/LAPAN-ORARI.
Satelit ini telah mengirimkan pesan anjuran physical distancing atau upaya menjaga jarak fisik kepada masyarakat melalui frekuensi radio 145.825 MHz. Pesan lain terkait penanggulangan COVID-19 juga dapat dikirimkan melalui satelit ini.
(jnp/DAL)