Ilustrasi (Pixabay/HNBS)
LENSAPANDAWA.COM – Beberapa waktu lalu, seekor harimau di kebun binatang Bronx, New York, Amerika Serikat menjadi hewan pertama penghuni kebun binatang yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 akibat infeksi virus corona SARS-CoV-2.
Harimau berusia empat tahun ini sempat mengalami gejala terinfeksi virus corona yakni mengalami batuk kering. Harimau bernama Nadia ini sempat diperkirakan akan sembuh.
Sejauh ini, Nadia diperkirakan tertular Covid-19 dari seorang karyawan kebun binatang yang merawat hewan-hewan di sana dan diketahui positif meski tidak memiliki gejala.
Selain Nadia, ada juga empat binatang yang diperiksa karena menunjukkan tanda-tanda gejala Covid-19 yaitu tiga singa Afrika, dua harimau Amur, dan satu harimau Melayu.
Menurut salah satu dokter hewan di kebun binatang Bronx, Pau Calle, saat Nadia sakit pihaknya lantas melakukan anestesi dan memeriksa kesehatan Nadia. Harimau itu dites dengan berbagai metode, mulai dari rontgen, ultrasonografi, hingga tes darah. Mereka pun menjalankan berbagai tes penyakit menular yang biasa menjangkiti kucing.
Namun, semua tes itu negatif. Tim dokter pun mencoba melakukan tes Covid-19 yang biasa dilakukan kepada manusia. Hasilnya, positif.
Pandemi Covid-19 memang telah menginfeksi kawasan sekitar kebun binatang itu. Namun, sejauh ini belum ada laporan pandemi itu menginfeksi hewan di Amerika Serikat. Kasus harimau ini jadi yang pertama.
Setelah itu, Ahli Virologi Hewan dari Universitas Illinois Leyi Wang melakukan tes Covid-19 kepada hewan lainnya seperti gorilla, simpanse, kucing, anjing, dan armadillo (mirip trenggiling) namun hasilnya negatif.
Sementara Nadia dinyatakan positif setelah dilakukan tes tiga kali berdasarkan sampel yang dikumpulkan staf kebun binatang dari hidung, tenggorokan, dan trakea seperti dilansir Gizmodo.
Pemeriksaan Covid-19 pada Nadia menyisakan banyak pertanyaan. Pasalnya, bagaimana seekor harimau bisa mendapat pemeriksaan Covid-19 begitu cepat. Sementara di New York banyak orang yang mesti bergiliran mendapat tes tersebut.
Para dokter hewan yang menangani Nadia menjawab tes yang diberikan kepada Nadia berbeda dengan tes pada manusia. Uji sampel pun dilakukan pada laboratorium khusus hewan.
“(Namun) kami menggunakan tes molekular yang sama seperti pengetesan pada manusia,” jelas Leyi Wang, virologis hewan dari Universitas Illinois yang membuat pengetesan Covid-19 untuk Nadia.
Dasar teknik yang digunakan untuk menentukan infeksi juga serupa dengan tes yang dilakukan pada manusia. Mereka menggunakan tes RT-PCR (reverse transcriptase polymerase chain reaction) untuk meneliti sampel. Llau hasilnya dibandingkan dengan sekuen genetik virus SARS-CoV-2.
Namun, Wang menyebut tes yang ia ciptakan untuk mengetes Nadia itu tidak diperbolehkan untuk dilakukan kepada manusia.
Menurut Jim Blacka, seorang dokter hewan Idexx menekankan, prevalensi dan banyaknya variasi virus corona di dunia hewan, menjadi alasan lain mengapa tes yang dikembangkan untuk hewan tidak sesuai untuk manusia. Bahkan, beberapa tes hanya cocok untuk spesies tertentu
Lebih lanjut, mempelajari infeksi macan ini penting untuk memperdalam pengetahuan soal virus corona SARS-CoV-2.
“Sejak awal kita sudah tahu bahwa ini (Covid-19) adalah penyakit yang dimulai pada hewan dan menular ke manusia. Maka dari itu, penting bagi tenaga medis yang menangani manusia dan hewan untuk bertukar informasi,” kata Director of The One Health Office for CDC (Centers for Disease Control and Preventions National Center) for Emerging and Zoonotic Infectious Diseases, Casey Barton Behravesh, dikutip WIRED.
Meski begitu, belum bisa dipastikan bagaimana harimau ‘malang’ itu bisa terinfeksi Covid-19 walaupun ada sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa spesies kucing dan beberapa hewan ternak memang rentan terjangkit virus.
Meski demikian, tim dokter meyakinkan belum ada bukti akurat kalau infeksi corona pada hewan mamalia ini bisa menular kepada manusia.
“Sama sekali tidak ada bukti apapun yang menunjukkan bahwa spesies kucing dapat menyebarkan infeksi Covid-19 kepada manusia,” kata dokter hewan Sam Sander dari Laboratorium Diagnostik Hewan Universitas Illinois.
Merujuk kepada kasus Nadia, Departemen Kesehatan Kota New York telah membuka penyelidikan lebih lanjut untuk melacak asal-mula bagaimana harimau itu terjangkit virus corona Covid-19.
“Untuk sementara ini, hipotesa awal penularan terjadi dari manusia ke kucing. Namun, bagaimana cara penularannya itu mesti dikaji lebih lanjut,” kata Sekretaris Departemen Kesehatan Kota New York, Patrick Gallahue.
Kasus penularan Covid-19 dari manusia ke hewan sebelumnya juga terjadi di Hong Kong pada awal Maret lalu. Seekor anjing peliharan dinyatakan terbukti terinfeksi virus corona setelah melakukan tes selama berulang kali.Kendati demikian, anjing tersebut tidak menunjukkan gejala Covid-19.
Sebelumnya, virus corona memang biasa menyerang hewan. Terdapat beberapa tipe virus corona pada hewan. Belakangan, virus corona pun menginfeksi manusia. SARS, MERS, hingga virus flu biasa, semua masuk dalam keluarga virus corona, seperti dijelaskan Ann Hohenhaus, staf dokter dari Pusat Perawatan Hewan New York.
Penyakit baru ini memang masih misterius. Sebab, sebelumnya tak ada seorang pun yang mendedikasikan diri mereka untuk memperdalam penyakit ini. Sehingga, tak ada laboratorium khusus yang dibuat untuk mempelajari virus tersebut. Sehingga koolaborasi antar disiplin, antar negara perlu dilakukan untuk mengatasi virus ini. (din/eks)