Ilustrasi virus corona. (ANTARA FOTO/AJI STYAWAN)
LENSAPANDAWA.COM – Menggunakan metode model Effective Production Number (Rt), laju penyebaran dan penularan virus corona Covid-19 di tiap wilayah di Indonesia kebanyakan mengalami penurunan, walau ada juga yang mengalami kenaikan.
Menurut Co-founder perusahaan analisis Big Data Bonza Philip Thomas, Model Effective Reproduction Number (Rt) menunjukkan laju infeksi Covid-19 di tiap provinsi di Indonesia bergerak dengan kecepatan dan tren yang variatif.
Rt dapat menjadi acuan bagi pengambil kebijakan untuk merencanakan strategi dan menakar efektivitas langkah pengendalian pandemi COVID-19 seperti pembatasan sosial skala besar (PSBB).
“Jumlah kasus dan kematian, yang selama ini dilaporkan, kurang menggambarkan tingkat penyebaran COVID-19 yang aktual karena tidak memperhitungkan fluktuasi harian akibat perubahan kapasitas tes, perbedaan kebijakan pembatasan sosial antarwilayah, dan variasi perilaku masyarakat,” kata Philip lewat keterangan tertulis kepada redaksi, Selasa (25/5).
Per 25 Mei 2020 pukul 23.25 WIB, Rt untuk wilayah DKI Jakarta berada di level 0,99 dengan tingkat kepercayaan 90 persen, yaitu antara 0,64 dan 1,3. Jika dilihat data dari tanggal 23 Maret, angka penularan corona di Ibu Kota tersebut terus mengalami penurunan hingga 25 Mei, walau sempat alami kenaikan pada 13 Mei 2020.
Sementara untuk pergerakan Rt di Jawa Timur menunjukkan tren peningkatan sejak 11 Mei. Per 25 Mei 2020, angka Rt ada di level 1,32 dengan tingkat kepercayaan 90 persen yaitu berada di antara 1,02 dan 1,57.
Tak hanya berdasarkan provinsi di Indonesia, Bonza juga menggunakan metode Rt untuk menakar laju penularan Covid-19 di negara ASEAN. Pergerakan Rt di Indonesia hingga 25 Mei 2020 ada di level 1,43 degan tingkat kepercayaan 90 persen antara 1,13 dan 1,68.
Angka laju penularan di Vietnam menunjukkan tren yang jauh lebih baik dari Indonesia dan negara lain seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Hingga 25 Mei, angka Rt Vietnam berada di level 0,32 dengan tingkat kepercayaan 90 persen berada di antara 0 dan 1,75.
Rt adalah parameter epidemiologi yang digunakan untuk mengukur laju pertumbuhan penularan virus. Angka Rt > 1 menunjukkan rata-rata seorang yang terinfeksi (carrier) menularkan virus ke lebih dari satu orang (laju penularan tinggi).
Contohnya, Rt = 2 berarti rata-rata setiap carrier menularkan virus ke dua orang pasien, yang kemudian menularkan virus ke empat orang lain dan seterusnya. Angka Rt lebih dari 1, artinya diprediksi akan muncul kasus yang lebih banyak di daerah tersebut.
Sebaliknya, Rt < 1 menunjukkan rata-rata carrier menularkan kurang dari satu orang, sehingga jumlah orang yang tertular di daerah tersebut akan menurun seiring berjalannya waktu hingga laju penularan berhenti. Virus H1N1 yang mewabah pada 2009 memiliki Rt 1,5, sedangkan Spanish Flu pada 1912 memiliki Rt 2,2.
Adapun, area abu-abu (lihat grafik) menunjukkan terdapat kemungkinan 90 persen bahwa estimasi angka Rt yang sesungguhnya berada dalam rentang ini. Seiring peningkatan jumlah tes, kepercayaan terhadap estimasi pun meningkat dan dapat menyebabkan area abu-abu menyempit.
Data Rt tiap provinsi di Indonesia tersedia dan diperbarui tiap hari di www.thebonza.com/dashboard.
(dal/DAL)