Bisnis rental mobil yang biasanya ramai menjelang lebaran kini sepi peminat akibat wabah corona dan larangan mudik. (Rental Mobil 168premiumcar)
LENSAPANDAWA.COM – Puluhan unit mobil rental milik Sofari kini lebih banyak menganggur. Sudah lebih dari satu bulan kondisi ini ia alami efek meluasnya wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Pemilik usaha rental kendaraan 168Premiumcar tersebut menyampaikan corona terasa mulai menghambat bisnisnya sejak awal Februari. Kala itu wabah memang belum terdeteksi di Indonesia, namun penyewa mobil di tempatnya sudah terasa surut.
“Tapi yang parah-parahnya itu dari pertengahan Maret ya, mulai tanggal 20 sampai sekarang,” kata Sofari lewat sambungan telepon, Sabtu (2/5).
Ia bercerita pada pertengahan Maret tersebut ramai-ramai pelanggan mulai membatalkan pesanan. Mulai dari penyewa mobil harian, bulanan, hingga sewa bus yang melayani kegiatan wisata.
Sofari memahami keputusan pelanggannya juga disebabkan kebijakan pemerintah yang membatasi kegiatan masyarakat sebagai upaya memutus mata rantai corona.
“Ya semua batalin juga, kan semua setop dari wisata sampai yang kerja sama dengan perusahaan swasta. Yang kerjasama itu dengan lami mereka pada langsung balikin mobilnya,” kata dia.
Ia mengatakan dari omzet satu bulan yang biasa mencapai Rp1 miliar, kini pendapatannya hanya berkisar lima persen.
“Sekarang stok kami 100 unit tapi yang operasional cuma 18 unit, dan sisanya ya dikandangin. Untuk saat ini penyewa kami memang masih itu tapi cuma perusahaan tertentu buat mobil operasional mereka,” ucap dia.
Ia mengatakan kondisi saat ini tidak dipungkiri membuatnya mengambil keputusan pahit. Ia terpaksa merumahkan puluhan karyawan lantaran pemasukan tak sebanding dengan pengeluaran.
“Ada sekitar 30 driver ini kami rumahkan sampai waktu membaik,” kata Sofari.
Larangan Mudik dan Leasing
Perusahaan yang bermarkas di Pasar Minggu, Jakarta Selatan ini juga terpaksa gigit jari karena larangan mudik yang ditetapkan pemerintah. Kata dia biasanya jelang lebaran merupakan waktu memperoleh cuan lebih banyak dari bulan-bulan biasa.
“Contoh ya ini dua bulan sebelum lebaran banyak pesan. Tapi sekarang yang sudah booking sudah cancel semua,” katanya.
Menurut Sofari pihaknya juga tak mau ambil risiko melayani konsumen yang berniat mudik. Seperti diketahui larangan mudik pemerintah berlaku sejak 24 April hingga 31 Mei 2020.
“Ya sekarang kan pake surat-surat itu. Terus kalau tidak sesuai suratnya, nanti di jalan disuruh putar balik. Yang ada malah kami tidak dibayar sama konsumen,” ungkap dia.
Pemasukan yang berkurang mempengaruhi kemampuan perusahaan membayar cicilan mobil. Untuk hal ini Sofari menyoroti instruksi pemerintah mengenai restrukturisasi cicilan bagi pengusaha terdampak corona.
Menurut Sofari penerapan di lapangan oleh perusahaan pembiayaan justru tak sesuai harapan, bahkan cenderung memberatkan.
“Contoh keringanan tiga atau enam bulan, misal bayarnya Rp10 juta. Tapi di bulan ketujuh langsung naik jadi Rp12 juta. Saya tidak ngerti kenapa, tapi bahasa (leasing) emang sudah sistemnya. Jadinya saya banding belum ada kesepakatan. Tapi yang penting saya udah lapor dulu” kata dia.
“Nah yang saya harapkan leasing bisa memaklumi bila keadaan memang begini. Kadang bisa bayar tapi malah tidak bisa makan,” kata Sofari kemudian.
Sofari pun berharap wabah virus corona cepat usai sehingga kegiatan perekonomian di Tanah Air kembali pulih. (ryh/wis)