LIPI: Hadapi Revolusi Industri 4.0 perlu pemerataan digitalisasi

0
161
LIPI: Hadapi Revolusi Industri 4.0 perlu pemerataan digitalisasiDeputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI Mego Pinandito (ujung kiri), Kepala P2KMI Dudi Hidayat (kedua kiri) dan peneliti di P2KMI Purnama Alamsyah (ujung kanan) ditemui usai diskusi di Jakarta Selatan, Kamis (12/12) (Dokumentasi Humas LIPI)

LENSAPANDAWA.COM – Pemerataan digitalisasi di Indonesia perlu dilakukan untuk menyiapkan masyarakat menghadapi era Revolusi Industri 4.0 dan segala perubahan yang menyertainya, menurut rekomendasi peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Purnama Alamsyah.

"Beberapa upaya yang harus diperhatikan pemerintah, antara lain meningkatkan konektivitas digital ke seluruh wilayah Indonesia, mendigitalisasi seluruh layanan publik, mereformasi sistem pendidikan dan pelatihan yang merespons kebutuhan revolusi industri keempat, literasi digital, dan peningkatan anggaran penelitian dan pengembangan," ujar peneliti dari Pusat Penelitian Kebijakan dan Manajemen Iptek dan Inovasi (P2KMI) LIPI itu ketika berbicara dalam diskusi persiapan Indonesia menghadapi revolusi industri di Jakarta, Kamis.

Purnama dan tim dari LIPI sebelumnya melakukan penelitian untuk melihat kesiapan Indonesia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang akan membawa perubahan besar dalam setiap sektor, tidak hanya industri manufaktur.

Perubahan itu, menurut penelitian Purnama, memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadi kekuatan untuk mendorong perekonomian yang inklusif atau merangkul 265 juta jiwa rakyat Indonesia.

Terbukti, katanya, digitalisasi hasil revolusi industri sudah mulai terlihat dengan dipermudahnya dan majunya semua lini, seperti keuangan dengan uang digital dan kesehatan dengan teknologi telemedicine.

Namun, menurut dia, terdapat juga beberapa tantangan yang harus dihadapi Indonesia, seperti kehadiran teknologi yang menggantikan pekerjaan manusia yang sifatnya rutin dan berulang, adanya ancaman serangan siber dan disinformasi.

Untuk itu, Purnama dan tim merekomendasikan enam poin untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 dengan langkah yang inklusif. Pertama, adalah digitalisasi Indonesia agar semua masyarakat bisa memanfaatkannya untuk semua lini, tidak hanya industri manufaktur.

Kedua, adalah reformasi pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan demi menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing dalam gelombang revolusi digital. Rekomendasi ketiga, adalah kebijakan pro-pembangunan pertanian dan maritim dalam bentuk investasi teknologi.

Rekomendasi keempat, adalah promosi inovasi dan kewirausahaan dengan menciptakan lingkungan yang memungkinkan hadirnya inovasi. Kelima, para peneliti melihat perlunya sistem keuangan inklusif agar Indonesia bisa menjadi mandiri.

Rekomendasi terakhir adalah harmonisasi regulasi dan kebijakan untuk merampingkan dan menyelaraskan aturan demi mengurai sumbatan dalam berekonomi.

Semua rekomendasi diajukan karena revolusi industri terbaru terjadi dengan cepat dan serta mencapai lingkup dan geografis yang lebih luas dibandingkan revolusi industri sebelumnya, menurut Kepala P2KMI Dudi Hidayat.

"Inovasi teknologi yang terjadi dalam revolusi industri keempat ini berdampak signifikan pada berbagai sektor dan jenis pekerjaan yang ada saat ini," ujar Dudi, yang juga menghadiri diskusi tersebut.

Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here