Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nadhlatul Ulama (LPBINU) bersama BPBD Kota Kediri, dan PDAM Kota Kediri mendistribusikan air bersih untuk warga di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kediri, Jatim, Selasa (29/10/2019). ANTARA/ HO-Humas PDAM
LENSAPANDAWA.COM – Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nadhlatul Ulama (LPBINU) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kediri, serta PDAM Kota Kediri, Jawa Timur, mengirimkan air bersih untuk warga di Kelurahan Pojok, Kediri, untuk kebutuhan sehari-hari warga.
"Kami kirimkan air untuk warga di RT 22, 23 RW 05, Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kediri ini. Karena kemarau panjang telah menyebabkan sumber air tanah menipis hampir kering," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Kediri Adi Sutrisno di Kediri, Selasa.
Pihaknya mengatakan, warga memang kesulitan air bersih karena kemarau panjang yang terjadi saat ini. Saat ini masyarakat juga banyak yang terlibat membantu untuk mengirimkan air bersih kepada warga.
Rencananya, kegiatan pengiriman air bersih tersebut akan dilakukan setiap hari sambil menunggu jadwal pasti dari para relawan PRB Pojok dan mobil tangki milik PDAM Kota Kediri. Hal itu disebabkan, karena tangki air milik PDAM Kota Kediri tidak setiap hari ada di kantor.
Ia mengatakan, pihaknya berencana mengajukan pinjaman mobil tangki air tersebut ke BPBD Provinsi Jawa Timur agar jadwal distribusi bisa setiap hari.
Ia menambahkan, dari informasi yang diterima BMKG, bahwa di Jatim memasuki awal penghujan secara umum pada November 2019. Pada masa peralihan dari kemarau ke penghujan ini yaitu pada Oktober hingga November 2019.
Warga, kata Adhi diharapkan mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrim seperti hujan es, hujan lebat secara tiba-tiba, angin kencang sesaat yang berasal dari awan Cumulonimbus baik itu puting beliung ataupun downburst serta adanya peningkatan intensitas sambaran petir yang berasal dari awan tersebut.
Hujan yang terjadi pada masa pancaroba bersifat sporadis atau tidak merata dan terjadi tiba-tiba dengan intensitas hujan lebat sehingga diharapkan diwaspadai timbulnya genangan air.
Untuk intensitas angin kencang sesaat yang bersifat merusak akan meningkat pada masa transisi. Namun, tidak semua angin kencang merusak itu adalah puting beliung.
BMKG juga mengimbau masyarakat Jatim selalu waspada terhadap berbagai cuaca ekstrim di masa pancaroba dan selalu menjaga kesehatan akibat pengaruh perubahan cuaca.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.