Dua mahasiswa asal DKI Jakarta penerima KJMU menunjukan kartunya bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, Senin (30/9/2019). (Dok Humas Pemprov DKI Jakarta)
LENSAPANDAWA.COM – DKI Jakarta akan menyokong dana pendidikan sebesar Rp9 juta per semester bagi mahasiswa dengan kondisi perekonomian rendah penerima Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU).
"Jadi program ini memberikan kesempatan bagi pelajar dan mahasiswa DKI Jakarta dengan latar belakang ekonomi yang belum kuat," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Jakarta, Senin.
Pada Senin ini, Anies, secara simbolis menyerahkan KJMU untuk 5.061 mahasiswa asal DKI Jakarta, yang menempuh pendidikan tinggi tahun ajaran 2018/2019 di 90 perguruan tinggi negeri (PTN) se-Indonesia.
Dengan adanya bantuan ini, Anies berpesan agar kesempatan kuliah tidak boleh disia-siakan dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan meraih prestasi akademis sekaligus pengembangan diri di luar kelas.
"Saya menganjurkan bagi teman-teman penerima KJMU, Anda harus dua-duanya dapat, yaitu prestasi akademik tinggi dan kemampuan kepemimpinan tumbuh berkembang dengan baik dengan bermanfaat bagi masyarakat. Targetkan di situ. Bangsa ini membutuhkan banyak pemimpin yang terdidik. Karena itu, saya ingin teman-teman semua penerima KJMU, Anda melihat ini sebagai sebuah tanggung jawab, bahwa saya harus menjadi pemimpin," ujarnya.
Pada tahun ajaran 2018/2019, penerima KJMU sebanyak 5.061 mahasiswa yang tersebar di 90 PTN yaitu, enam PTN di wilayah DKI Jakarta sebanyak 3.627 mahasiswa dan 84 PTN di luar wilayah DKI Jakarta sebanyak 1.434 mahasiswa.
Melalui Pergub Nomor 97 Tahun 2019, sasaran penerima KJMU diperluas pada tahun 2020, yaitu tidak hanya bagi mahasiswa tidak mampu yang kuliah di PTN dibawah Kemenristekdikti dan Kemenag, tetapi menjangkau juga mahasiswa tidak mampu yang kuliah di perguruan tinggi swasta (PTS).
"Bagi para pengelola kampus, saya ingin sampaikan terima kasih yang sudah ikut membantu dalam program ini. Memang kami kemarin bermitra bukan saja dengan PTN, tapi juga dengan PTS. Karena semua terlibat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, baik negeri maupun swasta. Negeri swasta itu hanya status saja, sesungguhnya proses belajar-mengajarnya sama. Dosennya pun apalagi yang akreditasinya A, insyaallah kinerja pembelajarannya tidak kalah daripada Universitas-universitas negeri," ucap Anies.
Kebijakan KJMU, lanjutnya, adalah program pemerintah daerah yang sebagian besar didanai oleh pajak dari masyarakat DKI Jakarta. Karena itulah, Gubernur berharap mahasiswa penerima manfaat KJMU dapat memberikan timbal balik berupa prestasi selama menempuh pendidikan tinggi sekaligus bermanfaat melalui karya usai memperoleh gelar akademis dari kampus masing-masing.
"Saya ingin anda semua menjaga nama baik. Jaga nama baik penerima KJMU. Satu saja ada peristiwa, yang kena semua penerima KJMU. Karena itu, bagi setiap pribadi, jaga nama baik dengan cara yang pasti teman-teman tahu semua. Dengan cara seperti itu, insyaallah KJMU-nya nanti bisa kita kembangkan makin besar lagi," kata Anies.
Jumlah penerima KJMU dan kampus yang bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 terus mengalami peningkatan secara signifikan, yaitu 594 mahasiswa di 46 PTN (2016), 2.191 mahasiswa di 68 PTN (2017), 4.542 mahasiswa di 85 PTN (2018), dan 5.061 mahasiswa di 90 PTN (2019).
Adapun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang akan menjadi mitra KJMU pada tahun 2020 adalah PTS yang memiliki akreditasi A, baik lembaga maupun program studinya sebanyak 11 PTS di wilayah DKI Jakarta sebagai berikut:
– Universitas Gunadarma
– Universitas Bina Nusantara
– Universitas Mercubuana
– Universitas Trisakti
– Universitas Tarumanegara
– Universitas Nasional
– Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
– Universitas Atmajaya
– Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti
– Universitas Pancasila
– Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.