Proyek Palapa Ring ditargetkan untuk menghubungkan seluruh wilayah Indonesia. (Foto: Dok. Biro Humas Kominfo)
LENSAPANDAWA.COM – “Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati Palapa. Sebelum aku menaklukkan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pulau Pahang, Pulau Dompo, Pulau Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, aku takkan mencicipi palapa.”
Kutipan tersebut merupakan sumpah Palapa yang legendaris dari Gajah Mada. Sumpah tersebut dijadikan sebuah nama proyek jaringan kabel optik ‘Palapa Ring’ dengan misi yang sama dengan Gajah Mada, yakni untuk ‘Menyatukan Nusantara’.
Bukan dengan perang, tapi melalui jaringan telekomunikasi. Misinya bukan penaklukan, tapi menyatukan seluruh daerah Indonesia dengan internet.
Ring sendiri mengartikan secara teknis proyek ini adalah jaringan yang berbentuk seperti cincin yang mengitari Indonesia dan terhubung satu sama lain .
Palapa Ring merupakan proyek investasi Rp5,13 triliun. Proyek ini menandai pembangunan kabel serat optik di seluruh Indonesia yang menjangkau 440 kabupaten/kota. Pembangunan kabel optik kerap disebut ‘tol awan’, dan terbaru Wakil Presiden terpilih Ma’ruf Amin menyebutnya sebagai ‘tol langit’.
Palapa Ring memiliki total panjang kabel dalam proyek Palapa Ring sekitar 13.000 kilometer di darat dan laut. Rencana besar Palapa Ring berupa infrastruktur mengitari pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua, juga delapan jaringan penghubung dan satu cincin besar yang mengitari Indonesia di darat dan laut.
Kominfo dan BAKTI membagi sebaran infrastruktur Palapa Ring dalam tiga bagian berdasarkan letak geografis. Paket Barat, yang telah selesai pada Maret 2018, menjangkau wilayah Riau, Kepulauan Riau hingga Pulau Natuna dengan jaringan laut sepanjang 1.730 kilometer dan darat 545 kilometer.
Paket Tengah untuk Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara, mencakup 1.706 kilometer jaringan laut dan 1.289 jaringan darat. Paket Timur dirancang untuk NTT, Maluku, Papua Barat dan pedalaman Papua, proyek ini akan membentangkan kabel serat optik sepanjang 4.426 kilometer di laut dan 2.542 kilometer di darat.
Proyek Palapa Ring ini bermula sejak Juli 2007, diawali dengan penandatangan konsorsium pembangunan jaringan serat optik di Kawasan Indonesia Timur (KIT) oleh tujuh operator telekomunikasi. Namun, konsorsium itu mengalami kendala hingga akhirnya terbengkalai hampir satu dekade.
Pada 2015, pemerintahan Jokowi melalui Kominfo memulai kembali tender proyek Palapa Ring. Proyek Palapa Ring Jilid II ini dibagi menjadi tiga paket, yakni pembangunan Palapa Ring Barat, Tengah, dan Timur.
Pembangunan infrastruktur ini juga ditujukan untuk memacu penetrasi para operator di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Palapa Ring bisa mengurangi beban investasi membangun infrastruktur jaringan dari nol secara signifikan.
Palapa Ring bisa menghadirkan pilihan layanan yang berujung pada kepuasan konsumen. Dominasi satu operator di daerah 3T juga membuat tarif internet di dearah 3T lebih mahal.
Oleh karena itu, kehadiran pelbagai operator atau penyedia jaringan internet yang dirangsang Palapa Ring bisa membuat harga semakin cocok di kantong masyarakat. Tak hanya itu, layanan setiap penyedia jaringan juga bisa semakin meningkat akibat adanya kompetisi ini.
Pembangunan Palapa Ring dilakukan dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) atau public private partnership (PPP).
Pembiayaan yang diterapkan dengan skema availability payment (AP), memungkinkan pemerintah memulai pembayaran penggantian modal yang ditanamkan investor setelah proyek beroperasi.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.