Menebak Tingkat Keselamatan Pengguna Mobil atau Motor

0
258
Menebak Tingkat Keselamatan Pengguna Mobil atau MotorIlustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

LENSAPANDAWA.COM – ‘Machine has no brain’ istilah yang harus dipahami setiap pengendara mobil dan motor. Bahaya bisa terjadi kapan saja melibatkan kendaraan termasuk roda empat dan sepeda motor.

Setiap jenis kendaraan punya potensi kecelakaan, oleh sebab itu setiap orang yang berada di balik kemudi harus mengenal situasi di mana dirinya masuk dalam bahaya.

Sebagian orang menilai sepeda motor menjadi kendaraan yang aman dan efisien, namun tidak sedikit juga menjawab bila mobil merupakan moda transportasi paling ‘aman’. Sebelum mulai membahasnya, sebaiknya kita ulas data kecelakaan yang melibatkan sepeda motor di Amerika Serikat (AS).

Negeri paman sam Amerika, berdasarkan National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) pada 2014 menyebutkan jika per mil perjalanan ada 27 kematian lebih banyak yang melibatkan roda dua ketimbang mobil.

Pada 2015, per 160 juta kilometer (km), pada saat terjadi kecelakaan mobil pribadi punya tingkat kematian 0,89 penumpang, sementara sepeda motor memiliki tingkat kematian 25,38, orang. Artinya sebanyak 4.976 pengendara sepeda motor meninggal dunia dan 88 ribu cedera.

Pada 2018, di Indonesia terjadi 103.672 kecelakaan dan 73 persen di antaranya melibatkan sepeda motor. Adapun korban meninggal turun 6 persen menjadi 27.910 jiwa dari 2017.

Dari data tersebut bisa diasumsikan bila mengendarai sepeda motor sangat beresiko dari mobil pribadi. Hal ini karena motor didesain tanpa rangka pelindung sehingga pengendara atau penumpangnya bisa terpental jika terjadi kecelakaan.

Kondisi korban bertambah parah ketika setelah mendapat benturan kedua, atau dihantam kendaraan lain setelah terpental dari motornya.

“Dari sisi manusia, naik motor ibarat seperti kita belajar roda dua dulu nih. Sehingga kita anggap lebih gampang daripada bawa mobil. Padahal mindset itu salah sehingga banyak kecelakaan. Karena gampangin,” kata Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/8).

Kendati sepeda motor lebih berisiko dan ‘mengancam’ jiwa, namun kita bisa meminimalisir cedera dengan menggunakan berbagai pelindung diri.

Pelindung diri itu berupa celana panjang, sepatu, sarung tangan, dan yang terpenting helm. Data NHTSA bilang helm menyelamatkan 1.772 nyawa pada 2015.

Mengutip howstuffworks bila kecelakaan roda dua punya berbagai tingkatan tergantung jenis sepeda motor. ‘Kuda besi’ yang dilengkapi mesin berukuran besar (600 cc ke atas) potensi menyebabkan kematian empat kali lebih tinggi daripada roda dua jenis standar. Ini imbas mesin bertenaga besar sehingga membuat setiap rider penasaran dengan kemampuan akselerasi motor.

“Lalu motor ini hanya dua roda, keseimbangan terbatas. Sehingga mengontrol motor ini yg nomor satu bagaimana kita bisa menguasai keseimbangan. Lalu, motor ini kendaraan paling kecil di jalan raya, yang kecepatannya tidak bisa atur,” ujar Sony.

“Kalau sepeda semua jelas ya, kalau motor ini kadang kencang, kadang pelan. Nah hal itu yg bisa kita simpulkan bahwa motor adalah kendaraan paling berbahaya,” tutup Sony.

Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here