Ular Weling tewaskan bocah di Bandung. (Istockphoto/Puripat penpun)
LENSAPANDAWA.COM – Seorang anak berusia 11 tahun berinisial AR meninggal dunia akibat dipatuk seekor ular weling (Bungarus candidus) di Ujung Berung, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/1) kemarin.
Menurut Ahli Herpetologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy, Bungarus candidus memiliki jenis bisa neurotoksin. Bisa ini menyerang sistem syaraf pernapasan sehingga menyebabkan gagal nafas dan menyebar dalam hitungan menit.
“Bungarus candidus itu ular yang memang sangat berbisa tinggi. Jenis ini memiliki bisa neurotoksin, kegigitnya tidak sakit tapi efeknya sangat besar,” kata Amir saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (23/1).
Ular weling kata Amir, banyak ditemukan di sawah dan tempat-tempat yang berdekatan dengan air. Weling merupakan bagian dari 12 jenis ular terestrial (ular yang hidup di tanah) paling berbisa setelah kobra.
Struktur warna tubuh ular weling belang hitam-putih, namun pada bagian perut bawahnya berwarna putih. Selain itu, ekornya berbentuk lancip.
Selain weling, jenis ular welang pun kata Amir mesti diwaspadai karena masuk golongan bisa paling berbahaya. Keduanya sama-sama memiliki jenis bisa neurotoksin.
Meski tampilan tubuh welang sama dengan weling, namun belang hitam-putih welang sampai ke perut bagian bawah. Selain itu, ukuran badannya pun lebih besar dibanding weling dan memiliki tanda ‘V’ terbalik di atas kepalanya.
[Gambas:Video CNN]
“Mereka sama belang hitam-putih, kalau weling belangnya tidak sampai perut. Weling itu perutnya semua berwarna putih, tidak belang-belang. Kalau welang belangnya sampai perut,” jelas Amir.
“Welang ekornya tumpul, kalau weling ekornya lancip. Welang ada tanda V terbalik di kepalanya, kalau weling tidak ada. Lalu, Welang biasanya ukurannya lebih besar,” pungkasnya.
Ular Weling sempat menjadi perbincangan ketika seorang petugas keamanan atau satpam sebuah perumahan di Gading Serpong, Tangerang Selatan bernama Iskandar meninggal dunia usai terkena gigitan. Kejadian tersebut terjadi pada Agustus 2019.
Lalu, Iskandar bersama rekannya, Jaelani, datang membawa peralatan seadanya berupa tongkat. Kemudian, Iskandar menjepit kepala ular dengan tongkat dan menangkapnya dengan tangan kosong.
Namun, diduga Iskandar kurang erat memegang ular sehingga binatang melata itu mematuk jari telunjuknya. Seketika, Iskandar kemudian berusaha menghisap dan mengeluarkan bisa ular pada luka di jarinya itu.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.