Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pada saat memberikan Kuliah Umum Ketahanan Kesehatan Nasional, di Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Jumat (28/2/2020). (Foto : ANTARA/Vicki Febrianto).
LENSAPANDAWA.COM – Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto membeberkan alasan penggunaan hanya satu laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan untuk mendeteksi virus COVID-19.
Terawan mengatakan, banyak pihak yang mempertanyakan kebijakan atas penggunaan satu laboratorium saja untuk mendeteksi penyebaran COVID-19 di Indonesia, yang hingga saat ini telah menyebabkan 2.858 orang meninggal dunia tersebut.
"Pasti banyak yang mempertanyakan kebijakan saya, kenapa hanya satu laboratorium yang saya pakai. Kuncinya satu, tidak boleh ada laboratorium yang dipengaruhi oleh kepentingan," kata Terawan di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat.
Ia menjelaskan, selain tidak dipengaruhi oleh kepentingan manapun, laboratorium yang dipergunakan untuk mendeteksi COVID-19 tersebut juga harus memiliki kemampuan Biosafety Level-3 (BSL-3), dan terakreditasi oleh World Health Organization (WHO).
Hasil yang telah diteliti oleh laboratorium tersebut, tegas Terawan harus disampaikan secara jujur, tanpa ada intervensi kepentingan dari pihak manapun. Ia menjamin, hasil yang sudah diteliti selama ini, merupakan hasil yang benar.
"Laboratorium harus penuh kejujuran, dan apa adanya, dan bisa dicek. Selain itu, harus memiliki kemampuan BSL-3, dan terakreditasi WHO," tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Terawan menjelaskan upaya untuk mencegah masuknya COVID-19 ke Indonesia juga dilakukan dengan mengamankan 132 titik pintu masuk, yang tersebar di seluruh wilayah, oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
"Pencegahan terhadap masuknya COVID-19 itu dilakukan dengan mengamankan 132 pintu masuk darat laut udara. KKP saya sudah siaga terus," ujar Terawan.
Hingga saat ini, Jumat (28/2), jumlah korban meninggal akibat virus COVID-19 mencapai 2.858 orang, dengan jumlah infeksi mencapai 83.719 orang di seluruh penjuru dunia. Sementara di China, jumlah kasus mencapai 78.824 kasus, dan sebanyak 2.788 orang meninggal dunia.
Sementara untuk pasien yang sembuh, tercatat sebanyak 36.436 orang. Setidaknya, ada 50 negara yang telah melaporkan temuan kasus infeksi COVID-19, namun hingga saat ini belum terdeteksi di Indonesia.
Negara tetangga seperti Singapura mencatat adanya 93 kasus, Thailand 41 kasus, Malaysia 23 kasus, dan Vietnam 16 kasus.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.