Samsung S20 Ultra salah satu ponsel untuk segmen kelas atas di Indonesia. (Foto: (dok. CNNIndonesia.com/ Eka Santhika))
LENSAPANDAWA.COM – Product Marketing Manager Samsung Electronics Indonesia, Irfan Rinaldi menjelaskan meluncurkan sejumlah ponsel baru di Indonesia bukan karena ikut-ikutan kompetitor.
Menurut Irfan, perusahaan sudah menyiapkan strategi sepanjang 2020 untuk menanggapi ketatnya persaingan pasar ponsel di dalam negeri.
“Kita launching baren bukan sekedar melihat, wah ada kompetitor, tetapi kita lihat juga dari kebutuhan masyarakat, dari teknologi yang harus dinikmati konsumen, selain itu juga mulai memikirkan apa sih produk yang cocok untuk target pasar tersebut,” kata Irfan saat peluncuran Samsung Galaxy A31 secara virtual, Selasa (5/5).
Ambil contoh, hari ini Samsung meluncurkan keluarga baru dari seri A yaitu Samsung Galaxy A31 yang mana banyak masyarakat yang membutuhkan sejumlah pembaruan misalnya dari sisi gaming.
Galaxy A31 menyematkan teknologi Artificial Intellegence Game Booster yang secara otomatis dapat mengoptimalkan pengaturan pada ponsel saat bermain gim online.
Lalu Irfan menuturkan jika nanti ada masyarakat dari segmen entry level membutuhkan pembaruan pada ponsel di level tersebut, maka perusahaan bakal mengeluarkan ponsel Galaxy A entry yang baru.
“Dari sisi A31, segmen ini butuh ada upgrade di gaming, sudah meningkat dan butuh performance serta longlasting battery (baterai tahan lama) yang lebih baik,” tuturnya.
“Oleh karena itu, kita launching A31 sesuai dengan segmen pasar dan kebutuhannya. Nanti juga kalau perlu ada kebutuhan konsumen di segmen lain, seperti di entry segment butuh penyegaran di segmen itu, nanti kita juga akan mulai mengeluarkan ponsel Galaxy A bari di segmen entry misalnya,” lanjut Irfan.
Lalu, Samsung juga sempat menanggapi pertanyaan apakah perusahaan berupaya untuk menaikkan pamor karena sempat meredup pada kuartal ketiga 2019 menurut data dari International Data Corporation (IDC) Indonesia.
Menurut Irfan, pihaknya terus berusaha untuk menarik hati konsumen dan ingin tetap menjadi vendor ponsel nomor satu di Indonesia. Caranya, dengan “rajin” menghimpun kebutuhan masyarakat.
“Tentunya, kita tetap ingin jadi nomor satu ya di pasar Indonesia dan hati konsumen. Pastinya kita tetap mendengarkan kebutuhan masyarakat Indonesia, apa saja kebutuhannya,” pungkasnya.
Sebelumnya, data IDC Indonesia menunjukkan pada Q3 2019 Samsung melorot ke posisi 3 disalip oleh Oppo yang menempati posisi pertama dan Vivo di tempat kedua. Sementara Xiaomi menempati posisi empat dan Realme menguntit di posisi lima.
Sebelumnya, IDC sempat mengungkap kalau pangsa pasar terbesar Indonesia memang ada di kelas ini, dengan ponsel-ponsel di rentang harga Rp2 jutaan. Strategi Samsung dengan ponsel seri A miliknya sepertinya cukup membuahkan hasil.
Berdasarkan catatan IDC, seri A dinilai cukup sukses mendongkrak pamor Samsung pada kuartal pertama (Januari-Maret) dan kedua (April-Juni) 2019. Saat itu, Samsung berhasil mempertahankan predikat vendor ponsel nomor 1 di Indonesia. Pengapalan Samsung di kuartal kedua juga tercatat cemerlang, sebesar 26,9 persen. (din/mik)