Mobil listrik Wuling E 100 pada pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
LENSAPANDAWA.COM – Dua produsen China belum dapat menentukan sikap usai Presiden Joko Widodo meneken Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Jokowi mengaku sudah menandatangani aturan tersebut pada Senin (5/8).
SGMW Motor Indonesia sebagai pemegang merek Wuling mengaku tindakan perusahaan bakal ditentukan bila sudah bisa melihat salinan perpres tersebut.
“Selain itu kami juga harus studi dulu untuk detail peraturannya seperti apa,” kata Brand Manager SGMW Motor Indonesia Dian Asmahani saat dihubungi pada Jumat (9/8).
Dian mengatakan kendati Wuling punya berbagai kendaraan roda empat bertenaga listrik murni di negara asal, perpres tidak serta merta mampu membuat mobil-mobil tersebut langsung diboyong ke Indonesia.
Dian menuturkan butuh waktu bagi perusahaan untuk melakukan riset sebelum membawa produk yang sesuai dengan regulasi itu.
“Untuk membawanya ke pasar Indonesia, kami tetap harus melakukan studi atau riset pasar terlebih dahulu, sebagaimana yang selalu kami lakukan dalam menghadirkan produk baru di Indonesia,” ucap Dian.
Wuling saat ini mempunyai dua kendaraan listrik yaitu E200 dan E100. E100 pernah dibawa ke Indonesia, namun statusnya hanya menjadi pajangan di perhelatan Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) tahun lalu.
“Jadi, kami akan studi detail peraturannya dulu. Baru kami akan menentukan langkahnya seperti apa. Karena ini butuh waktu dan banyak hal yang harus distudi,” ucap dia.
Dian menambahkan perpres tersebut menjadi sesuatu yang perlu diapresiasi oleh semua produsen. Sebab harapannya regulasi ini mampu mengubah peta otomotif nasional ke arah yang lebih ‘bersih’ pada masa depan.
“Kami melihat hal ini sebagai langkah perkembangan industri otomotif Indonesia yang positif. Dengan peraturan tersebut dapat memberikan dukungan dalam pengembangan kendaraan listrik di Tanah Air,” ucap Dian.
DFSK
Marketing General Manager Sokonindo Automobile (DFSK) Permata Islam menuturkan bahwa pihak mereka juga belum dapat menentukan langkah jika perpres masih ‘disembunyikan’ pemerintah. DFSK juga ingin agar kementerian terkait memberi sosialisasi kepada produsen.
“Namun hingga sekarang kami belum mendapat sosialisasi secara resmi tentang pepres itu dari kementrian terkait. Tentunya jika nanti kami mendapatkan surat keppres, akan kami pelajari dan diskusikan di internal kami,” kata pria yang karib disapa Arta itu.
Menurut Arta, DFSK tidak ingin ketinggalan ikut serta menyesuaikan regulasi jika itu berbicara tentang kendaraan listrik. Arta mengklaim pihaknya siap dari segi produk maupun fasilitas produksi.
“Kalau secara produk kami siap dan tentunya pabrik kami di Cikande sudah siap menanti rencana tersebut. Karena di China sendiri produk kami sudah mulai dipasarkan. Tapi kami harus pelajari dulu regulasi yang akan digunakan di Indonesia,” kata Arta.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.