Tim relawan MRI Aceh-ACT Aceh membentangkan spanduk bertuliskan “Bersama Jaga Natuna, Jaga Kedaulatan Indonesia! #Aksi Bela Indonesia” di depan Kantor ACT Aceh, Jalan Tgk Muhammad Daud Beureueh, Banda Aceh, Sabtu (11/1/2020). ANTARA/HO-Aspri
LENSAPANDAWA.COM – Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Aceh-Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh mengeluarkan suara keras atas kedaulatan Indonesia di perairan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, karena menyimpan "harta karun" yang belum termanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat.
"Kewajiban kita sekarang adalah memupuk semangat patriotisme kepada seluruh kalangan masyarakat Indonesia agar memajukan serta menjaga kedaulatan bangsa," tegas Kepala Cabang ACT Aceh, Husaini Ismail di Banda Aceh, Ahad.
Ia menjelaskan, meskipun di wilayah perairan Natuna menyimpan kekayaan alam melimpah, akan tetapi sebagian besar masyarakatnya di Tanah Air hidup di bawah garis kemiskinan.
Ditambah lagi, lanjutnya, dewasa ini kekayaan alam Natuna dicuri di depan mata. ACT secara umum sudah menyiapkan 1.000 ton pangan yang akan dikirimkan kepada masyarakat Natuna dan aparat keamanan.
"Beras yang kita kirimkan guna membantu nelayan dan warga Natuna sebagai penjaga terdepan perbatasan Indonesia di sana,” ucapnya.
Ia mengatakan, ACT juga memiliki relawan yang siap berkoordinasi dengan TNI dalam meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap negara warisan para syuhada ini.
"Mari kita tingkatkan kesadaran masyarakat untuk agama, bangsa, dan negara, salah satunya sesuai dengan profesi kita masing-masing. Misalnya wartawan lewat tulisannya, dan guru dengan didikan terhadap siswanya," kata Husaini.
MRI Aceh-ACT Aceh telah menggelar aksi diam peduli Natuna dengan membentangkan spanduk bertuliskan "Bersama Jaga Natuna, Jaga Kedaulatan Indonesia! #Aksi Bela Indonesia" dalam aksi yang berlangsung selama 30 menit di depan Kantor ACT Aceh, Jalan Tgk Muhammad Daud Beureueh, Banda Aceh, Sabtu (11/1).
"Pulau Natuna berada di Provinsi Kepulauan Riau, dan berada dekat dengan Laut Cina Selatan. Kawasan tersebut sampai saat ini menjadi sumber konflik antara kedaulatan Indonesia dengan China (Tiongkok)," terang Koordinator Aksi, Rizky Suryadi.
Ia membeberkan, perairan Natuna memiliki sumber kekayaan melimpah, sehingga pihak asing mencoba melakukan eksploitasi di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia tersebut.
Kekayaan alam Natuna antara lain minyak dan gas bumi, ikan pelagis besar dan kecil, lobster, udang, dan cumi-cumi.
"Natuna berada di kawasan dengan sumber daya alam melimpah, dan berbatasan langsung dengan laut bebas yang membuat Natuna menjadi incaran banyak negara tetangga," tutur dia.
Ia mengklaim, Tiongkok sudah melanggar aturan dengan melakukan penangkapan ikan secara ilegal di Natuna, dan berdampak hasil tangkapan dari nelayan-nelayan Indonesia di Natuna berkurang.
"Posisi Natuna sangat jauh dari Tiongkok. Natuna justru berdekatan dengan batas Vietnam, dan Malaysia. Sehingga tidak masuk akal jika Tiongkok mengklaim Natuna masuk wilayahnya," tegasnya.
Ia mengaku, hingga kini perairan Natuna masih menjadi sasaran negara-negara asing untuk berlayar masuk ke wilayah tersebut. Bahkan Indonesia beberapa kali masih menangkap kapal-kapal asing yang masuk ke Natuna.
"Karena itu, kita menggelar aksi ini demi meningkatkan kesadaran masyarakat betapa pentingnya menjaga kedaulatan Indonesia dari gangguan asing," ungkap Rizky.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.