New Normal, Bentor dan Bajaj Diusulkan Jadi Pengganti Ojol

0
143
New Normal, Bentor dan Bajaj Diusulkan Jadi Pengganti OjolPresiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi menaiki bentor saat menghadiri peresmian Rumah Susun Sederhana Sewa Asrama Putri Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Jumat (1/3). (Muchlis Jr – Biro Pers Sekretariat Presiden)

LENSAPANDAWA.COM – Bentor, kendaraan roda tiga dengan gandengan samping atau sespan diusulkan pengamat transportasi agar dikembangkan pemerintah sebagai pengganti ojek online (ojol) dan ojek konvensional semasa new normal.

Felix Iryantomo, Peneliti Senior Institut Studi Transportasi (Instran) dan Djoko Setijowarno, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, mengatakan dalam keterangan tertulis, ojol tidak mungkin menerapkan jaga jarak sosial antara pengemudi dan penumpang.

Indonesia bakal menghadapi masa new normal setelah penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dicabut. Pada masa ini banyak aktivitas akan berangsur normal dan transportasi umum dibutuhkan masyarakat.

Masyarakat dinilai perlu mendapatkan transportasi umum yang mendukung jaga jarak sosial serta sesuai protokol kesehatan pencegahan penularan virus corona (Covid-19).

Bentor disebut kedua pengamat transportasi itu sebagai salah satu kendaraan yang cocok menggantikan ojol semasa new normal.

Bentor merupakan kependekan dari ‘bendi bermotor’ merujuk pada keberadaannya pertama kali di Gorontalo. Bendi adalah sebutan untuk angkutan umum atau kereta kuda.

Bentor juga menyebar ke berbagai daerah dengan desain yang beragam, termasuk di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang menyebut bentor singkatan dari ‘becak bermotor’ atau ‘becak nempel motor’.

Desain bentor dengan posisi penumpang yang berada di sespan, relatif jauh dari pengemudi, dirasa bisa menerapkan jaga jarak sosial.

“Keberadaan bentor ini pun dapat dikembangkan menjadi moda angkutan pengganti ojek,” tulis keterangan tersebut.

Selain bentor dua pengamat transportasi itu juga mengusulkan bajaj sebagai pengganti ojol. Menurut mereka bajaj bisa dipasangi sekat permanen lalu diberikan meteran penghitung ongkos (argometer), metode pembayaran non tunai (online), dan dapat diterapkan sistem pemesanan online.

Bajaj modern itu dikatakan merujuk ke penggunaannya di Colombo, Sri Lanka, yang disebut di negara itu sebagai taksi.

Buat mewujudkan itu pemerintah dikatakan bisa berkoordinasi dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda), kalangan perbankan, dan penyedia jasa transportasi online.

“Peran angkutan umum masih tetap sangat vital, sehingga pemerintah harus turun tangan membenahi dengan tujuan untuk memberi jaminan kepada rakyat terkait ketersediaan angkutan umum yang sehat dan manusiawi, serta dengan tarif yang terjangkau,” tulis keterangan itu. (fea)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here