Ilustrasi tilang elektronik. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
LENSAPANDAWA.COM – Jerat tilang elektronik atau electronic traffic law enforcement (E-LTE) akhirnya memakan ‘korban’. Dengan harapan bisa menjerat para pelanggar, namun tilang elektronik justru salah target.
Seorang pemilik mobil bernama Radityo Utomo melaporkan pengalamannya dengan E-TLE di Jakarta.
Radtiyo menerima surat konfirmasi E-TLE untuk pelanggaran sabuk pengaman dengan nomor polisi B 1826 UOR untuk kendaraan Toyota Yaris 2012.
Dalam surat tilang dinyatakan melanggar lalu lintas pada 18 Juli pukul 17.23 WIB di lokasi JPO Kementerian Pariwisata. Pemilik mobil diminta memberikan konfirmasi selambat-lambatnya pada 26 Juli.
[Gambas:Twitter]
Namun Radtiyo merasa aneh dengan tilang tersebut, sebab menurutnya mobil dalam gambar bukan miliknya. Yaris milik Radtiyo berwarna putih, sementara dalam konfirmasi tilang berwarna gelap dan ada perbedaan pada bagian gril dan kap mesin.
“Nah waktu akses itulah saya ngerasa aneh. Karena waktu pelanggarannya tgl 18 Juli jam 17.30, di sekitar monas. Sementara itu waktu saya masih cuti dan lagi nemenin istri yg abis lahiran di rumah di daerah Jaktim. Apa iya saya lupa kalo pernah ke Jakpus tanggal segitu?,” kata Radityo menggunakan akun media sosial @rdtyou.
Pemilik mobil sadar bahwa ada oknum yang memanfaatkan kelemahan tilang elektronik saat proses tilang menggunakan metode Closed Circuit Television (CCTV).
[Gambas:Twitter]
Untuk meyakini dirinya tidak bersalah, Radityo pada 24 Juli mengunjungi Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) di Pancoran Jakarta Selatan untuk menjelaskan salah tilang yang menimpa dirinya pada petugas di tempat.
Pihak kepolisian terus menelusuri kejadian pelat kendaraan palsu ini. Melalui cuitan pada akun @TMCPoldaMetro sedang mencari siapa pelaku pelanggaran tersebut.
