Ilustrasi ventilator. (Istock/sturti)
LENSAPANDAWA.COM – Produsen ventilator asal China, Beijing Aeonmed Co, bekerja selama 24 jam sejak 20 Januari 2020 untuk memenuhi kebutuhan alat bantu pernapasan buat pasien Covid-19 itu yang dipesan para dokter dari Milan, Italia hingga New York, Amerika Serikat.
Menurut Direktur Beijing Aeonmed, Li Kai, saat ini banyak negara yang memesan ventilator buatan pabriknya. Ia mengatakan mesin-mesin pembuat ventilator beroperasi tanpa henti.
“Tidak ada negara di dunia yang tidak ingin membeli ventilator dari China saat ini. Kami memiliki puluhan ribu pesanan, yang jadi masalah, seberapa cepat kita bisa membuatnya,” kata Kai dikuti dari Crains New York Business.
Saat ini Beijing Aeonmed Co memproduksi ventilator untuk dikirimkan ke Kota Milan dan New York.
Gubernur Kota New York, Andrew Cuomo menyebut pihaknya membutuhkan 30 ribu ventilator. Secara keseluruhan, menurut data Society of Critical Care Medicine AS, sekitar 960 ribu pasien Covid-19 membutuhkan ventilator, namun di AS hanya tersedia 200 ribu unit ventilator.
“Ventilator saat ini adalah kebutuhan terbesar,” tutur Cuomo.
Beijing Aeonmed Co bukan satu-satunya perusahaan yang berlomba melawan waktu memproduksi ventilator. Vedeng.com yang merupakan salah satu platform utama China penghubung pemasok dan pembeli peralatan medis mengatakan banyak pabrik medis di China yang menerima pesanan ventilator sampai 70 mesin setiap harinya.
“Semua pabrik ventilator di China telah mencapai kapasitas maksimumnya, permintaan itu datang dari pihak asing,” kata Direktur Vedeng.com, Wu Chuanpu.
Banyak pasien Covid-19 yang membutuhkan ventilator karena kadar oksigen darah mereka turun drastis, kondisi ini disebut sebagai hiposekmia.
[Gambas:Video CNN]
Karena permintaan ventilator begitu besar, Presiden AS Donald Trump sampai meminta perusahaan pembuat mobil mengonfigurasikan ulang pabrik mereka untuk membuat mesin ventilator.
Perusahaan pembuat mobil yang dimaksud Trump ialah Ford Motor Co, General Motors Co, dan Tesla Inc.
Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China mengatakan melalui situs resminya bahwa awal bulan Maret, perusahaan-perusahaan ventilator di China telah mengirimkan sekitar 14.000 ventilator non-invasif dan 2.900 invasif ke Kota Hubei, China.
“Epidemi corona bukan hanya masalah satu negara, pertarungan global melawan pandemi adalah ujian kecepatan dan kualitas buatan China,” pungkas Kai.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.