Pakar lihat kenaikan tren plastik sekali pakai saat wabah COVID-19

0
336
Pakar lihat kenaikan tren plastik sekali pakai saat wabah COVID-19Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) melalui PT Jasa Medivest (Jamed) meningkatkan kapasitas penanganan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) infeksius sebagai upaya mengantisipasi lonjakan limbah medis terkait pandemi COVID-19.  ANTARA/HO-Humas Pemprov Jabar

LENSAPANDAWA.COM – Pakar kebijakan limbah dari Health Care Without Harm, Ruth Stinger, melihat ada tren peningkatan penggunaan plastik sekali pakai saat ini ketika banyak negara di dunia menghadapi wabah COVID-19.

"Kami melihat peningkatan penggunaan plastik sekali pakai dan kami melihat di beberapa tempat orang-orang menghentikan program daur ulang. Semua itu tidak perlu dilakukan," kata International Science and Policy Coordinator untuk Health Care Without Harm itu dalam diskusi online, Jumat.

Dia mengatakan orang-orang hanya perlu melaksanakan manajemen limbah dengan baik dan ketat dalam menghadapi pandemi COVID-19. Manajemen limbah yang baik dimulai dengan melakukan pemilahan benar dari sampah yang ada, terutama limbah medis yang dihasilkan dari rumah sakit yang merawat pasien COVID-19.

Penggunaan plastik secara berlebihan dalam praktik memproses limbah medis juga lebih baik dihindari, kata dia. Menggunakan dua kantong plastik untuk membungkus limbah tidak harus dilakukan, tapi lebih baik menggunakan kontainer dengan bahan tebal dan tertutup rapat untuk menghindari kebocoran.

Dalam diskusi yang diselenggarakan oleh lembaga nirlaba yang mempromosikan transformasi sektor kesehatan menjadi ramah lingkungan itu Ruth juga mengingatkan agar dalam pemrosesan limbah medis menggunakan cara yang tidak menghasilkan polusi lingkungan.

Penggunaan insinerator untuk memproses semua limbah medis apapun jenisnya akan menghasilkan polutan di udara yang tidak ramah lingkungan.

"Kita tidak perlu mendorong lebih banyak insinerasi, itu adalah solusi palsu. Cara itu menimbulkan polusi dan mahal," tegasnya.

Solusi yang lebih ramah lingkungan adalah dengan teknologi berbasis uap seperti autoclave yang menggunakan sistem sterilisasi untuk menghilangkan sifat infeksius dari limbah sebelum dimasukkan ke kontainer untuk disimpan dan diproses di penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here