Pakar Telekomunikasi Buka Suara soal PHK Massal Indosat

0
150
Pakar Telekomunikasi Buka Suara soal PHK Massal IndosatIlustrasi Indosat Ooredoo. (CNN Indonesia/Gautama Padmacinta)

LENSAPANDAWA.COM – Indosat Ooredo resmi melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap lebih dari 500 pegawainya. Mereka mengklaim, PHK dilakukan guna meningkatkan kinerja perusahaan ke depan di tengah tantangan disrupsi hingga optimalisasi layanan.

Pengamat telekomunikasi Nonot Harsono menilai PHK massal yang dilakukan oleh Indosat akibat pergeseran pelaku industri telekomunikasi. Dia berkata Indosat sebagai perusahaan penyediaan jaringan sudah tidak berjaya seperti sebelum 2010.

“Yang terjadi di dunia telekomunikasi itu kan terjadi pergeseran pelaku industri. Dulu sampai 2010, pemilik jaringan berjaya,” ujar Nonot kepada CNNIndonesia.com, Senin (17/2).

Nonot menuturkan industri telekomunikasi saat ini dikuasai oleh aplikasi, seperti Facebook, Twitter, hingga Google. Sedangkan peminat jaringan operator di Indonesia hanya segelintir perusahaan yang juga kian kalah dalam persaingan harga.

Lebih lanjut, Nonot menuturkan pergeseran penguasa industri telekomunikasi membuat variasi pekerjaan perusahaan penyedia jaringan semakin berkurang. Dia berkata perkembangan membuat pekerjaan manual menjadi berkurang.

“Jadi network kian hari makin diambil alih oleh software. Sehingga sentuhan manualnya oleh manusia menjadi berkurang jauh,” ujar Nonot.

“Jadi terjadi kompleksitas. Di satu sisi pendapatan stagnan padahal kebutuhan modal makin besar,” ujarnya.

Di sisi lain, Nonot membeberkan pendapatan Indosat hanya berasal dari layanan jaringan. Sedangkan perusahaan seperti Facebook hingga Google berasal dari iklan.

[Gambas:Video CNN]

Pendapatan Indosat semakin menurun, kata dia karena pelanggan kian menurun. Berdasarkan data yang dimilikinya, Pendapatan Indosat itu turun paling besar dari Rp29 menjadi Rp23 triliun, XL stagnan, dan Telkomsel-Telkom turun dari 93 menjadi 89 triliun

“Sementara aplikasi atau platform seperti Google atau Facebook dan kawan-kawan pendapatannya besar sekali,” ujar Nonot.

“Situasi itu membuat operator menyesuaikan diri,” ujarnya.

Nonot menyebut PHK di perusahaan telekomunikasi sejatinya bukan hal yang baru di Indonesia. Tahun 2010, dia berkata hal serupa pernah terjadi. Dia berkata XL saat merger dengan Axis juga melakukan hal seperti Indosat.

Kalah Bersaing

Nonot menyebut PHK adalah satu-satunya menyelamatkan Indosat dari keterpurukan. Sebab, dia berkata Indosat sedang terdesak karena kian banyaknya perusahaan di sektor telekomunikasi.

Produk baru bisnis telekomunikasi, kata dia juga saat ini dikuasai oleh aplikasi.

“Sebetulnya operator punya peluang kalau bermain di IoT (Internet of Thing), di otomasi rumah. Tetapi, pasarnya kan belum banyak sudah datang pemain baru banyak sekali,” ujar Nonot.

“Pemain IoT itu banyak sekali dan itu bukan operator, artinya keduluan lagi operator. Sehingga operator terpojok  hanya menyediakan konektifitas,” ujarnya.

Terdesaknya operator untuk hanya menyediakan koneksi, lanjut Nonot semakin diperparah dengan diskon paket data. Operator tidak mungkin mengenakan biaya besar kepada konsumen untuk menikmati aplikasi.

Dia enggan menilai PHK akan meningkatkan kinerja Indosat. Sejauh ini, dia memandang PHK hanya untuk mengurangi pengeluaran perusahaan.

“Jadi isu besarnya adalah distrupsi menyebabkan operator terpojok untuk melakukan PHK,” ujar Nonot.

Lebih dari itu, dia mengimbau pemerintah untuk mengenakan pajak untuk aplikasi seperti Google hingga Facebook agar terciptanya keadilan.

Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here