Ilustrasi – Pasar Pegirian, Kota Surabaya, Jatim, mulai Kamis (28/5/2020) menerapkan pengaturan jarak antar-pedagang sebagai upaya memutus rantai penularan virus corona jenis baru atau COVID-19. (FOTO ANTARA/HO-Humas Pemkot Surabaya)
LENSAPANDAWA.COM – Pasar Benjeng yang terletak di Desa Bulurejo, Kabupaten Gresik, Jawa Timur ditutup, setelah adanya 14 pedagang setempat positif COVID-19, dan menjadi klaster baru penyebaran corona di wilayah itu.
Camat Benjeng, Suryo Wibowo di Gresik, Selasa mengatakan penutupan mulai aktif dilakukan pada Rabu (14/6) dan telah diberitahukan kepada pedagang melalui selebaran kertas, tujuannya untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di wilayah itu.
Penutupan Pasar Benjeng, menambah daftar jumlah penutupan pasar rakyat di Gresik karena COVID-19, setelah sebelumnya Pemkab Gresik juga menutup Pasar Krempyeng di Jalan Gubernur Suryo dengan alasan yang sama.
"Pasar Benjeng sudah menjadi klaster baru. Total ada 14 orang yang positif COVID-19 di Gresik masuk dalam klaster Pasar Benjeng. 14 orang terdiri dari pedagang dan keluarganya," ucap Suryo, kepada wartawan.
Awalnya, kata Suryo, sebanyak 60 pedagang di Pasar Benjeng melakukan rapid test dan hasilnya 10 orang menunjukkan reaktif. Setelah itu, dilakukan tes usap dan delapan di antaranya terkonfirmasi positif COVID-19, sedangkan dua orang lainnya negatif.
"Nah, tenaga medis melakukan penelusuran kepada delapan pedagang Pasar Benjeng yang positif COVID-19. Ada tambahan, enam orang berasal dari keluarga pedagang yang positif. Paling banyak berasal dari Kecamatan Benjeng sendiri," kata Suryo.
Suryo mencatat, pedagang yang terkonfirmasi positif COVID-19 di antaranya pedagang ayam, daging dan tempe.
Kepala Desa Bulurejo, Imam Shofwan mengakui penutupan Pasar Benjeng dilakukan untuk memutus mata rantai COVID-19 dengan waktu yang belum ditentukan.
"Kala pertama pernah kami tutup selama tujuh hari tujuannya sebagai sosialisasi, dan sekarang ditutup hingga waktu yang belum bisa ditentukan," katanya.
Sebelumnya, Kabupaten Gresik mengalami lonjakan tajam kasus COVID-19 dengan total tambahan sebanyak 38 orang, karena adanya tes cepat secara masif kepada beberapa pasien yang berstatus dalam pengawasan.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.