Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Hesti Rika)
LENSAPANDAWA.COM –
Penjualan produk otomotif di Turki dikabarkan melonjak kala pandemi Covid-19. Hal itu karena kekhawatiran warga menggunakan transportasi umum dan kendaraan pribadi menjadi alternatif yang dianggap lebih personal.
Penjualan kendaraan di Turki mencapai 183.095 sepanjang Januari-Mei berdasarkan data asosiasi kendaraan, atau melonjak 20 dibandingkan periode sama 2019. Pasar mobil penumpang melonjak 21,7 persen atau menjadi 146.528 unit, dan kendaraan komersial ringan naik sebesar 13,9 persen melansir AA.
Mobil baru dan bekas yang terjual habis rentang harga US$22 ribu hingga US$73 ribu (Rp311 juta sampai Rp1 miliar).
Peningkatan penjualan dirasakan Ayhan Serhan Atasoy, direktur penjualan dealer di Istanbul, Turki.
“Saya telah bekerja di sektor otomotif selama 20 tahun, dan saya belum melihat peningkatan sebesar ini dalam penjualan,” kata Ayhan Serhan Atasoy, direktur penjualan dealer di Istanbul, Turki mengutip Xinhua Rabu (24/6).
Ia merasakan penjualan mobil sebelumnya menyusut drastis antara Maret dan Juni imbas diberlakukan karantina di rumah sebagai upaya meminimalisir penyebaran corona. Penjualan mobil anjlok hingga 50 persen.
Penjualan baru mengalami peningkatan mulai 1 Juni usai pemerintah setempat melonggarkan karantina. Sejak saat itu masyarakat berbondong-bondong ke dealer melakukan pembelian.
Menurut dia dari mobil bekas terjual habis dalam hampir 15 hari di dealernya. Sedangkan mobil baru terhambat, sebab stok habis dan memerlukan waktu untuk melakukan pemesanan.
“Sekarang mereka yang membeli mobil baru, harus menunggu setidaknya dua setengah bulan untuk mendapatkan kendaraan mereka, karena kami memesan ke pabrik-pabrik di luar negeri,” kata Atasoy.
Erdem Sulu, salah satu warga Turki menjelaskan alasan membeli mobil baru untuk dipakai bepergian ke kota asalnya Turki Selatan menghabiskan waktu musim panas. Sulu takut jika harus naik pesawat, sehingga memilih menempuh jalur darat menggunakan mobil.
“Saya mengunjungi banyak dealer mobil sejauh ini. Hasilnya selalu sama. Saya tidak dapat unnitnya di dealer,” kata Sulu.
Di samping itu harga mobil bekas diyakini mengalami kenaikan karena permintaannya yang cukup tinggi usai pemerintah melonggarkan aturan teta berada di rumah. Hal itu karena terjadi kekosongan stok mobil baru.
“Nilai-nilai (harga) beberapa mobil bekas sudah melewati harga mobil baru,” ucap Semih Eryukseldi, pemilik dealer mobil bekas.
(ryh/mik)