Pekerja menyiapkan ruang isolasi di Asrama Haji Yogyakarta, Mlati, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (6/4/2020). Pemerintah Kabupaten Sleman menyiapkan Asrama Haji Yogyakarta sebagai ruangan isolasi untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP), Tenaga Medis, Dan Pasien Dalam Pemantauan (PDP) COVID-19 yang sudah sembuh namun tidak diterima dilingkungan masyarakat. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
LENSAPANDAWA.COM – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) yang dinyatakan positif COVID-19 pada Minggu (12/4) bertambah tujuh orang sehingga total pasien positif menjadi 48 kasus.
"Laporan penambahan kasus positif COVID-19 hari ini tanggal 12 April 2020 di DIY, terdapat penambahan kasus sebanyak tujuh kasus terkonfirmasi positif," kata Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan COVID-19 Berty Murtiningsih melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Minggu.
Ia menyebutkan tujuh pasien positif COVID-19 itu terdiri atas tiga pasien asal Kabupaten Bantul dan empat pasien dari Sleman.
Secara rinci dia menjelaskan bahwa dua pasien laki-laki berusia 53 tahun dan 30 tahun asal Bantul diketahui memiliki riwayat kontak dengan pasien positif di DKI Jakarta.
Sedangkan satu pasien asal Bantul lainnya yang berjenis kelamin laki-laki berusia 22 tahun memiliki riwayat bepergian dari Jakarta.
Selain itu, satu pasien laki-laki berusia 58 tahun asal Sleman memiliki riwayat bepergian dari Surabaya.
Selanjutnya, dua pasien laki-laki berusia 29 tahun dan 69 tahun, serta satu pasien perempuan berusia 65 tahun asal Sleman memiliki riwayat kontak Jakarta, akan tetapi masih dalam konfirmasi pelacakan oleh Pemkab Sleman.
Berty menyebutkan orang dalam pemantauan (ODP) di DIY hingga Minggu (12/4) mencapai 3.340 orang.
Selanjutnya, total pasien dalam pengawasan (PDP) yang sudah diperiksa terkait dengan COVID-19 (dengan swab) tercatat 498 orang.
Dari jumlah PDP tersebut, 168 orang dinyatakan negatif corona dengan tiga di antaranya meninggal, 48 orang positif di mana 13 orang di antaranya sembuh dan enam meninggal, sedangkan yang masih menunggu hasil 282 orang dengan 14 di antaranya telah meninggal.
Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta Irene berharap dengan adanya dua laboratorium baru di DIY maka uji spesimen pasien COVID-19 tidak terlalu lama.
Dua laboratorium tambahan itu yakni laboratorium di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta dan Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Dengan adanya dua laboratorium lain mudah-mudahan bisa mengurai sampel dan hasil tidak terlalu lama," kata Irene.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.