CEO Twitter Jack Dorsey. (Drew Angerer/Getty Images/AFP).
LENSAPANDAWA.COM – Pihak otoritas dikabarkan telah menangkap tersangka peretas akun milik CEO Twitter Jack Dorsey dua pekan lalu. Oknum diketahui merupakan salah satu anggota dari kelompok peretas bernama The Chuckling Squad.
Dikutip dari Vice, Mereka dikabarkan memanfaatkan teknik SIM swapping untuk meretas nomor ponsel Dorsey.
Seorang anggota kelompok lain yang menggunakan nama panggilan Debug mengatakan pada Vice bahwa peretas tersebut berperan mendapatkan nomor telepon Dorsey. Sementara itu, proses peretasan selanjutnya dikerjakan anggota lain, termasuk pemimpin kelompok yaitu Aqua dan NuBloM.
“Dia adalah anggota Pasukan Chuckling, tetapi saat ini tidak lagi. Dia adalah anggota aktif yang memberikan nomor telepon umum/nomor publik dan membantu kami meretasnya,” kata Debug. Debug mengatakan kelompok itu mengusir anggota tersebut pada Oktober 2019.
Debug mengatakan bahwa pelaku tersebut juga telah ditangkap, namun membantah bahwa dirinya terlibat dalam peretasan akun Dorsey. Menurut Debug, peretas yang namanya dirahasiakan ini juga bertanggung jawab atas berbagai kasus peretasan lainnya. Salah satunya adalah pada Wakil Jaksa Wilayah Santa Clara.
Saat ini pihak penegak hukum dari berbagai wilayah di California yang disebut REACT tengah berupaya untuk melawan kejahatan yang memanfaatkan nomor telepon target ini.
“REACT terus bekerja dengan dan membantu mitra penegak hukum kami dengan cara apa pun yang kami bisa. Kami berharap penangkapan ini berfungsi sebagai pengingat kepada publik bahwa orang-orang yang terlibat dalam kejahatan ini akan ditangkap, ditangkap dan dituntut,” kata pihak Jaksa Wilayah Santa Clara selaku pengelola tim.
Cara kerja Teknik SIM swap yakni dengan menipu operator agar memberikan akses dan kendali pada nomor yang diincar. Kemudian peretas akan menerima kode SMS otentifikasi dua faktor sehingga dapat masuk ke akun milik korban.
Saat melakukan aksinya, kelompok ini mengirimkan pesan-pesan rasis hingga ancaman bom. Hingga saat ini belum diketahui motif sebenarnya dari sang pelaku. Namun diduga keuangan bukan menjadi faktor.
Dilansir dari The Verge, pembajak akun milik CEO Twitter tersebut menambahkan belasan tweet dan juga retweet yang mengandung ancaman bom dan juga pesan-pesan rasis. Beberapa tweet juga mengandung tagar #ChucklingSquad. Peretasan tersebut terjadi pada 30 Agustus 2019.
Kemudian Twitter lewat akun @TwitterComms mengkonfirmasi keadilan tersebut dan mengatakan bahwa peretasan memanfaatkan nomor telepon yang terdaftar. Dengan nomor tersebut, para peretas kemudian mengirim tweet melalui pesan singkat.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.