Ilustrasi Jokowi. (Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)
LENSAPANDAWA.COM – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) mengatakan pemanfaatan jaringan tulang punggung (backbone) kabel optik Palapa Ring paling tinggi terjadi di Palapa Ring Barat dengan angka 27 persen.
Proyek Palapa Ring atau ‘Tol Langit’ yang diresmikan Presiden Joko Widodo akhir 2019 itu terbagi menjadi tiga segmen, yakni Palapa Ring Barat, Timur & Tengah.
Direktur Utama Bakti Anang Latif mengatakan sebagian besar yang memanfaatkan Palapa Ring adalah penyedia infrastruktur tulang punggung.
“Dari total kapasitas yang tersedia, Palapa Ring Barat sudah terutilisasi sebesar 27 persen, Palapa Ring Tengah 9 persen dan Palapa Ring Timur sudah terutilisasi 16 persen, dan angka ini terus bertambah,” kata Anang kepada CNNIndonesia.com, Rabu (11/3).
Anang mengatakan hampir semua perusahaan operator seluler tertarik dan atau sudah memanfaatkan Palapa Ring, yaitu Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Smart Telecom dan Net1, termasuk penyedia backbone seperti PT Telkom dan Moratel maupun beberapa penyedia lokal seperti Solnet dan CIC di Batam.
“Hal ini terutama di Palapa Ring Barat dan Palapa Ring Tengah yang relatif sudah menarik dari sisi potensi bisnis. Untuk Palapa Ring Timur terdapat dua penyedia jaringan yang sudah memanfaatkan jaringan Palapa Ring,” ujar Anang.
Masalah Palapa Ring Belum Dimanfaatkan
Anang mengatakan operator seluler belum memanfaatkan Palapa Ring di lokasi-lokasi tertentu karena pertimbangan bisnis. Sebab Palapa Ring juga menjangkau beberapa kota 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal) yang dianggap belum layak (feasible) dari perspektif bisnis.
“Selain itu masalah interkoneksi dengan jaringan penyedia backbone yang sudah tersedia juga masih menjadi tantangan untuk pemanfaatan Palapa Ring oleh para operator seluler,” kata Anang.
[Gambas:Video CNN]
Untuk mendorong penetrasi penggunaan Palapa Ring, Bakti menyiapkan berbagai program. Salah satunya adalah mendorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang berlokasi di sekitar kota interkoneksi dan kota Service Level Agreement (SLA) untuk mengembangkan usaha di bidang yang menggunakan ICT.
“BUMDES bekerja sama dengan penyediaan jaringan internet (internet service provider/ ISP) yang mau menyiapkan konektivitas, memiliki titik kehadiran (point of presence PoP) atau mau membangun PoP ke lokasi BUMDES,” kata Anang.
Bakti bekerja sama dengan beberapa Pemda yang tertarik, dan memberikan insentif untuk menghadirkan konektivitas di daerah tersebut. Bekerja sama dengan ISP yang memiliki kemampuan dan ditunjuk oleh Bakti.
Bakti juga melibatkan Pemda, Pemerintah Desa, lembaga di daerah, sekolah, kelompok dan organisasi lokal untuk melakukan pemanfaatan Internet guna meningkatkan produktivitas, misalnya penggunaan platform e-commerce, smart village, hingga Internet of Thing (IoT).
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.