Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (tengah) didampingi Kapolda Jatim Irjen Pol Irjen M Fadil Imran (kanan) dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah (kiri) usai melakukan konferensi video di Mapolda setempat, Jumat (15/5/2020). (ANTARA Jatim/Willy Irawan)
LENSAPANDAWA.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggandeng aparat TNI dan Polri dalam rangka penerapan kampung tangguh di Surabaya untuk menurunkan penyebaran COVID-19 di kota setempat.
"Sesuai arahan Presiden diharapkan pada Mei penyebaran COVID-19 bisa landai, bahkan turun. Kami melihat dinamika penyebaran di beberapa kota memang melandai, seperti Gresik dan Sidoarjo. Tapi angka di Surabaya masih meningkat," ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai melakukan konferensi video di Mapolda setempat, Jumat.
Ia mengungkapkan, Kapolda Jatim Irjen Pol Irjen M Fadil Imran dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah telah menyiapkan tim pengampu dan tim asistensi untuk menyiapkan penerapan kampung tangguh di Surabaya.
"Harapannya untuk melakukan penguatan, mencegah bahkan menghentikan penyebaran COVID-19. Sekitar 48 persen penyebaran COVID-19 di Jatim berasal dari Surabaya," ucapnya.
Mantan Menteri Sosial itu juga berharap kampung tangguh akan menjadi titik untuk melakukan pencegahan secara signifikan terukur dan menurunkan, atau bahkan menghentikan COVID-19, seperti halnya di Bali.
"Bali menjadi role model. Karena pecalang per RT, RW sangat efektif di sana. Yang kami bahas di Malang adalah kampung tangguh yang berbasis RT. Kami harap RT/RW di Surabaya menyiapkan format yang bisa mengefektifkannya," katanya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menjelaskan, tim ini memang diterjunkan khusus untuk memberi asistensi bagi tim di daerah untuk dapat menjalankan program dari Polda Jatim.
"Yang turun ke Polres di daerah hanya pejabat utama dan setingkat wadir dan kepala bagian. Harapannya program yang ada di Polda bisa dijalankan. Seperti community policing agar bisa berjalan. Kita harus bisa jadi solutif, melakukan koordinasi, kerja sama, utamanya protokol kesehatan harus berjalan," tuturnya.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.