Pengemudi ojol membuat inovasi berupa sekat plastik yang digunakan untuk mencegah penularan virus corona (Covid-19). (Dok.istimewa)
LENSAPANDAWA.COM – Sekat plastik buatan ojek online (ojol) untuk persiapan antar penumpang saat new normal mendapat respons dari pengamat transportasi. Barang untuk partisi pengemudi dan penumpang itu dikatakan tidak sesuai jaga jarak sosial, butuh persetujuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dan dikatakan mesti mendapat Standar Nasional Indonesia (SNI).
“Ada usulan memberikan sekat antara driver dan penumpang pada ojek daring (online). Namun, sebetulnya pada saat kenormalan baru (the new normal), physical distancing atau jaga jarak tetap harus ditegakkan,” kata Felix Iryantomo, Peneliti Senior Institut Studi Transportasi (Instran) melalui keterangan resmi, Selasa (2/6).
Menurut Felix sekat yang dirancang perlu mendapatkan fatwa dari ahli kesehatan dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Selain itu juga mesti disiapkan spesifikasi teknis SNI yang berarti sudah melewati kajian dan pengujian.
Felix menyoroti bahaya hambatan angin yang diciptakan sekat plastik tersebut. Kata dia sekat itu harus dirancang dengan memperhatikan faktor keselamatan serta keamanan pengemudi dan penumpang.
Felix yang mengajukan pemerintah merancang angkutan alternatif pada masa new normal untuk menggantikan ojol dan ojek konvensional juga mengatakan risiko penularan Covid-19 tetap ada walau penumpang diimbau membawa helm sendiri.
Sekat plastik buatan ojol merupakan inovasi dari para pengemudi untuk menghadapi masa new normal. Asosiasi ojol Garda Indonesia, salah satu pencetusnya, menjelaskan, sekat plastik itu bisa membuat pengemudi dan penumpang tidak bersentuhan langsung untuk mencegah penularan.
Sekat plastik itu berbentuk persegi panjang berukuran tinggi 55 cm, lebar 35 cm, tebal 55 mm, dan berat 500 gram. Perangkat ini digendong pengemudi saat mengangkut penumpang.
Selain ojol, Grab Indonesia juga diketahui merancang sekat serupa yang bakal digunakan mitranya bila fitur antar penumpang di aplikasi sudah diizinkan diaktifkan. Grab rencananya bakal merilis informasi terkait hal itu pada pekan ini.
[Gambas:Instagram]
Respons Garda
Ketua Presidium Garda Indonesia Igun Wicaksono mengatakan penggunaan sekat plastik memang tidak 100 persen mencegah penularan Covid-19 antara pengemudi dengan penumpang. Namun dia bilang paling tidak sekat itu bisa mengurangi risiko sebab ada pembatas.
“Partisi adalah upaya pencegahan, seperti halnya masker, sarung tangan dan face shield, bukan jaminan tidak terkena virus corona. Dokter dan perawat ber-APD lengkap saja bisa tertular,” kata Igun.
Igun menganjurkan penumpang selalu membersihkan area yang berdekatan dengan sekat plastik itu secara mandiri untuk memangkas risiko penularan Covid-19 melalui droplet yang berasal dari penumpang sebelumnya.
Penumpang juga disarankan mengenakan sarung tangan saat menggunakan jasa ojek online.
“Kewajiban driver untuk bersihkan terlebih dahulu dan penumpang juga dapat bersihkan terlebih dahulu secara mandiri gunakan hand sanitizer atau cairan antiseptik yang dibawa sendiri oleh penumpang,” ucap Igun. (ryh/fea)