Moda transportasi Transjakarta dan MRT sangat dibutuhkan warga Jakarta dan sekitarnya. (Foto: CNN Indonesia/ Andry Novelino)
LENSAPANDAWA.COM – Pengamat transportasi menjelaskan pencabutan pembatasan transportasi umum yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merupakan bukti bahwa ketergantungan masyarakat pada Transjakarta dan MRT sangat besar.
Setelah Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat bekerja dari rumah pada Minggu (15/3) untuk mengantisipasi penebaran virus corona (Covid-19), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mulai menerapkan pembatasan Transjakarta dan MRT pada Senin (13/3). Hanya 13 rute Transjakarta yang beroperasi dan MRT dibatasi cuma bisa digunakan 60 orang.
Pembatasan itu bikin antrean penumpang menumpuk di halte Transjakarta dan stasiun MRT sejak pagi. Situasi penumpukan itu sempat menimbulkan gelombang protes dan keresahan warga.
Pada Senin sore Anies mencabut kebijakan pembatasan itu lantas pada Selasa (17/3) pagi tidak terlihat lagi penumpukan penumpang di halte Transjakarta dan stasiun MRT.
“Bagi saya itu blessing in disguise (berkah tersamarkan) untuk menunjukkan ke publik bahwa kehadiran Transjakarta itu sangat diperlukan. Artinya itu menunjukkan bahwa TJ sangat diperlukan karena itu dibutuhkan percepatan untuk pembangunan dan sterilisasi jalurnya,” kata pengamat transportasi Darmaningtyas saat dihubungi, Selasa (17/3).
Menurut Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) itu, kebijakan Anies membatasi transportasi umum kurang tepat, kendati dilakukan di tengah upaya pemerintah membatasi penyebaran Covid-19. Kata dia, berdasarkan hasil pembelajaran penumpukan penumpang, lebih baik transportasi umum dioperasikan normal.
“Kebijakan itu tepat atau tidak? Kalau ada revisi berarti disadari kurang cepat, untungnya cepat [dibatalkan],” ucap Darmaningtyas.
[Gambas:Video CNN]
Dia juga mengatakan bila transportasi umum lancar, penumpang jadi tidak berdesak-desakan sehingga jarak kontak agak longgar. Hal itu disebut mengurangi potensi penularan Covid-19.
Darmaningtyas juga menyoroti perbaikan layanan Transjakarta yang dikatakan cuma dilakukan di koridor. Menurut dia sistem pengumpan Transjakarta yang terdiri dari angkutan umum lebih kecil mesti dibenahi.
Darmaningtyas mengatakan solusi buat mobilitas masyarakat di tengah wabah Covid-19 hanya ada dua, menggunakan transportasi umum atau kendaraan pribadi. Keduanya dikatakan punya konsekuensi, pemakaian kendaraan pribadi bakal bikin macet sedangkan transportasi umum berisiko penularan Covid-19.
Menurut Darmaningtyas, tindakan pencegahan seperti mendeteksi suhu penumpang sebelum masuk, menyediakan hand sanitizer di armada, dan selalu melakukan pembersihan layanan publik seperti yang sudah dilakukan di Transjakarta dan MRT sudah cukup membantu masyarakat yang menggunakan transportasi umum.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.