Pengamat: ‘Tuyul’ Bajak Aplikasi Gojek dan Grab di Singapura

0
177
Pengamat: 'Tuyul' Bajak Aplikasi Gojek dan Grab di SingapuraIlustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)

LENSAPANDAWA.COM – Pengamat keamanan siber dari Vaksin.com Alfons Tanujaya memberikan penjelasan terkait pembajakan aplikasi Grab dan Gojek di Singapura. Pembajakan aplikasi diduga kuat menggunakan aplikasi fake GPS.

Menurut Alfons, pembajakan ini mirip dengan kasus tuyul dalam aplikasi ride-hailing di Indonesia.

“Kemungkinan kasus ini mirip dengan kasus tuyul di aplikasi online. Umumnya mereka menggunakan sejenis fake GPS untuk mengelabui sistem seakan-akan ponsel yang dipegang sedang berjalan,” kata Alfons saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (26/7).

Lebih lanjut, Alfons menjelaskan aplikasi fake GPS adalah sebuah aplikasi yang mengelabui sistem aplikasi sehingga pengguna terlihat sedang berpindah-pindah lokasi.

Alfons mengatakan aplikasi fake GPS tak hanya menipu aplikasi ride-hailing, tapi juga sistem operasi ponsel. Pasalnya, saat fake GPS diaktifkan maka aplikasi lain akan turut tertipu.

“Padahal sebenarnya HP tersebut diam saja dan sistem aplikasi di feed dengan data palsu sehingga memenuhi syarat perjalanan,” ungkapnya.

Alfons mengatakan kasus di Singapura disebabkan oleh kelalaian pihak sistem operasi. Seharusnya penipuan ini akan dengan mudah melacak kasus penipuan.

Menurutnya pemerintah Singapura akan mudah melacak penipuan aplikasi dan melakukan tindakan yang keras terhadap pelaku.

“Saya heran terjadinya di Singapura di mana hukumnya cukup keras, harusnya pelakunya cukup kapok sih. Karena pemerintahnya tidak pandang bulu dan sangat mudah di deteksi perilaku jahat ini,” jelasnya.

Senada dengan Alfons, IT security consultant ESET Indonesia, Yudhi Kukuh menjelaskan kasus di Singapura bukanlah kesalahan aplikasi. Kesalahan tersebut berada di sistem operasi yang bisa tertipu aplikasi fake GPS.

“Untuk manipulasi lokasi, saya rasa bukan kesalahan applikasi, karena aplikasi mengambil data dari ponsel , namun data ponsel sudah dimanipulasi koordinatnya,” jelas Yudhi kepada CNNIndonesia.com.

Berita sebelumyaPemerintah dinilai gagal lindungi anak dari bahaya rokok
Berita berikutnyaKPK duga ada pemberian sebelumnya terkait kasus Bupati Kudus

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here