Penjualan mobil Toyota pada April 2020 rontok menjadi 8.000-an unit. (CNN Indonesia/Safir Makki)
LENSAPANDAWA.COM – Penjualan mobil Toyota rontok pada April menjadi 8.433 unit, angka ini turun jauh dari periode sama pada tahun lalu sekitar 26 ribuan unit. Keterpurukan ini sudah diprediksi sebelumnya dinilai dari dampak pandemi virus corona (Covid-19) yang terus berlarut.
Catatan pada April melanjutkan tren penurunan penjualan Toyota yang sudah terjadi sejak Maret yakni 17.787 unit.
“Data retail kami pada April 2020 ini 8.443 unit,” kata Direktur Marketing TAM Anton Jimmi lewat wawancara online, Selasa (12/5).
Anton mengatakan penjualan kini juga tak tidak didominasi asal kota besar seperti Jakarta. Kontribusi penjualan di Jakarta, provinsi dengan kasus Covid-19 terbanyak di dalam negeri, dikatakan lesu semasa pandemi.
Kontribusi Jakarta terhadap penjualan mobil Toyota tidak lebih dari 25 persen, sementara sebelumnya di atas 30 persen.
Ia menjelaskan pada masa pandemi ini mobil terlaris Toyota masih Avanza dengan penjualan 1.897 unit, kemudian Rush 1.549 unit, Innova 1.336 uniy, Calya 1.304 unit, serta Agya 756 unit.
Anton menjelaskan lebih rinci penyebab penjualan mobil anjlok di Indonesia semasa Covid-19.
Dia mengatakan wabah telah mempengaruhi ekonomi masyarakat yang kemudian memilih prioritas kebutuhan yang akan dibeli. Masyarakat saat ini fokus memenuhi kebutuhan pokok ketimbang gonta-ganti mobil di tengah pandemi corona.
“Jadi orang berhati-hati juga melakukan pembelian,” ucap dia.
Selain soal kemampuan dan minat beli, penurunan juga disebut disebabkan perusahaan pembiayaan atau leasing lebih selektif memberikan layanan finansial pada konsumen.
Masalah lainnya yakni soal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang membuat ruang gerak jaringan penjualan nyaris berhenti total.
“Tapi dengan PSBB pastinya showroom basicly kebanyakan tutup. Jadi aktivitas orang pun terbatas,” kata Anton.
Sebelumnya Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan penjualan mobil pada April secara retail turun drastis menjadi sekitar 25 ribu unit. Sedangkan bulan sebelumnya atau Maret penjualan sudah turun, namun masih pada angka 60.447 unit.
“Ritel hanya 25 ribu unit, padahal kalau normal itu bisa 80 ribuan unit,” kata Nangoi melalui telepon. (ryh/fea)