Ilustrasi. Gojek beri tanggapan soal penumpang GrabCar yang selamat dari usaha penculikan berkat fitur Tombol Darurat.(CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
LENSAPANDAWA.COM – Gojek menyebut aplikasi transportasi online mereka pun punya fitur tombol darurat seperti Grab. Tombol ini bisa digunakan pengguna ketika sedang menghadapi situasi berbahaya.
Hal ini diungkap Senior Manager Corporate Affair Teuku Parvinanda menanggapi pengguna Grab yang mengaku telah dibawa kabur oleh sopir GrabCar. Ia menyebut tidak diantarkan ke lokasi tujuan. Cerita ini lantas ramai dibicarakan warganet.
Parvinanda mengatakan aplikasi Gojek pun sudah dibekali dengan fitur Tombol Darurat yang bisa digunakan baik oleh pengguna atau mitra driver.
“Setiap laporan yang masuk, akan ditangani oleh Unit Darurat Gojek yang siaga 24 jam,” ujar Parvinanda dalam keterangan resmi kepada CNNIndonesia.com, Senin (10/2).
Teuku menjelaskan Unit Darurat Gojek bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menawarkan bantuan yang menyeluruh mulai dari penelusuran laporan, tindakan medis, pemeriksaan fisik, pemulihan psikis dan trauma, hingga pendampingan hukum.
Untuk menggunakan fitur ini, pengguna bisa memiliki ikon perisai saat telah mendapatkan pengemudi. Ikon ini masih bisa diakses ketika pengguna dalam perjalanan bersama pengemudi. Kemudian pengguna bisa pilih ikon Panggil bantuan darurat untuk meminta bantuan ke Unit Darurat Gojek.
Tak hanya tombol darurat, Gojek juga dilengkapi dengan fitur Bagikan Perjalanan yang memungkinkan pengguna untuk membagikan informasi perjalanan kepada keluarga dan teman.
Pengguna bisa akses fitur ini dengan memilih ikon perisai. Lalu pilih ikon Bagikan Perjalanan. Informasi perjalanan bisa dibagikan melalui SMS, WhatsApp, hingga Line.
“Kinerja Unit Darurat Gojek, turut didukung oleh keberadaan ambulans yang siap dikerahkan untuk melakukan penanganan medis awal. Ambulans Gojek kini telah tersebar di seluruh kota utama di mana Gojek beroperasi,” kata Teuku.
[Gambas:Video CNN]
Teuku menjelaskan inisiatif keamanan dan keselamatan dilakukan sejak proses yang paling awal, yaitu rekrutmen mitra. Gojek mewajibkan calon mitra driver untuk melengkapi dirinya dengan SKCK dan terus melakukan sosialisasi Kode Etik Mitra yang wajib ditaati oleh mitra driver Gojek.
Teuku menjelaskan Gojek juga secara berkelanjutan menjalankan program edukasi kepada mitra-mitranya menyangkut topik P3K, keselamatan berkendara, maupun topik anti-kekerasan seksual.
“Pelatihan dilakukan dengan menggandeng partner yang merupakan pakar dibidangnya: Palang Merah Indonesia, Korlantas Polri, Rifat Drive Labs, serta Hollaback! Jakarta,” kata Teuku.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.