Presiden Joko Widodo (tengah) mengendarai motor Copper saat kunjungan kerja di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis (19/12/2019). Kunjungan kerja Presiden ke Kabupaten Nunukan diantaranya untuk meninjau proyek jalan Trans Kalimantan, program padat karya, dan meninjau Pos Lintas Batas Negara Indonesia-Malaysia. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
LENSAPANDAWA.COM – Berkendara sepeda motor di medan off road tidak mudah dan membutuhkan keahlian tertentu ketimbang di aspal. Salah satu contoh nyata off road itu sulit ditunjukkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat kunjungan kerja di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan beberapa waktu lalu.
Dalam sebuah video, Jokowi yang mengendarai motor chopper berwarna hijau sempat terlihat tergelincir ketika melintasi jalanan becek lumpur.
Usai melintasi tikungan, Jokowi yang memimpin perjalanan rombongan kenegaraan dengan pelan mendadak tergelincir. Ban belakang motor modifikasi Jokowi kehilangan traksi, untungnya sesaat itu terjadi dia refleks menurunkan kaki buat menyeimbangkan.
[Gambas:Instagram]Jokowi berhenti beberapa saat, peserta rombongan di belakangnya terlihat seperti khawatir dan ingin membantu sampai memberhentikan motornya sendiri. Usai berhenti Jokowi sepertinya bisa mengontrol situasi lalu melanjutkan perjalanan.
Praktisi keselamatan Jakarta Devensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Palubuhu menjelaskan momen tergelincir di lumpur seperti dialami Jokowi seharusnya bisa tidak terjadi andai motor yang digunakan punya spesifikasi yang pas.
Motor Jokowi dikatakan pakai ban untuk jalan aspal yang berpeluang kesulitan dapat traksi di jalanan misalnya berlumpur. Motor lain yang ikut rombongan Jokowi, yaitu jenis trail, disebut lebih cocok dipakai di lintasan becekkan.
Motor trail biasa digunakan pada jalur-jalur ekstrem, termasuk jalur becek. Ban ‘tahu’ pada motor trail dipercaya bisa mengurangi potensi tergelincir seperti dialami Jokowi.
“Salah satu minus faktornya ya jenis motor,” kata Jusri melalui pesan singkat, Senin (30/12).
Jusri juga menilai cara berkendara Jokowi kurang terlatih khususnya pada jalan seperti itu. Namun demikian, Jusri beranggapan bukan berarti orang nomor satu di Indonesia itu tak apik mengolah batang kemudi motornya.
“Minus juga soal kompetensi. Harusnya kompetensi (berkendara) berbasis pelatihan,” kata Jusri.