Rover Hayabusa2. (Courtesy of JAXA)
LENSAPANDAWA.COM – Wahana antariksa Hayabusa2 berhasil melepaskan robot penjelajah di atas permukaan asteroid untuk mencari asal usul tata surya.
Roket Hayabusa2 telah berhasil melepaskan robot penjelajah di atas permukaan asteroid Ryugu (dalam bahasa Jepang berarti ‘istana naga’). Misi ini merupakan yang terakhir sebelum wahana antariksa asal Jepang tersebut kembali ke Bumi.
Untuk mencapai Ryugu, Hayabusa2 mendekati asteroid tersebut hingga 1 km di atas permukaan untuk melepaskan rover. Perlakuan ini sangat berbeda dibanding dengan kedua rover Hayabusa2 sebelumnya, Minerva II-A dan Minerva II-B yang dilepaskan pada ketinggian 50 meter.
Dilansir dari Space.com, perbedaan ini menurut badan antariksa Jepang JAXA dilakukan untuk mempelajari bagaimana cepat atau lambat rover mendekati Ryugu.Hasil penelitian yang didapat kemudian akan membantu peneliti mengetahui efek gravitasi yang disebabkan oleh asteroid. Sementara roket utamanya akan mengawasi dari ketinggian 8 hingga 10 kilometer.
Tim Hayabusa2 melalui akun twitter resminya @Haya2e_jaxa mengunggah foto perayaan atas berhasilnya pemisahan rover dari badan utama roket.
“[MINERVA-II2] Foto grup untuk merayakan pemisahan sukses MINERVA-II2! Sudah lewat tengah malam dan sekarang sedikit lelah … tetapi operasinya sedang berlangsung! Di masa depan, kita akan mengamati gerakan orbital MINERVA-II2 setelah pemisahannya,” tulis JAXA.
[Gambas:Twitter]
Menurut CNET, robot penjelajah atau rover bernama Minerva-II2 ini digambarkan memiliki ukuran lebar 6 inci dan berbentuk silindris. Rover ini juga memiliki kamera yang dapat mengambil gambar Ryugu dari dekat.
Selain itu juga terdapat tambahan seperti akselometer dan termometer. JAXA mengatakan rover tersebut dijadwalkan sampai di permukaan Ryugu pada 8 Oktober mendatang. Setelah berada di Ryugu sejak 29 Juni 2018, Hayabusa2 akan segera kembali bertolak ke Bumi pada Desember ini. Dibutuhkan waktu hingga satu tahun hingga sampai di Bumi pada akhir 2020.
Misi Hayabusa2 sendiri merupakan upaya lanjutan dari misi terdahulunya, Hayabusa yang diluncurkan pada 2003. Hayabusa2 akan membantu peneliti untuk mencari tahu pembentuk tata surya, salah satunya bagaimana reaksi kimia antara mineral, es, dan bahan organik lainnya selama pembentukan tata surya.
Inti dari misi ini adalah mencari asal usul kehidupan dan tata surya. Astreoid Ryugu diperkirakan memiliki kandungan organik dan air sekitar 4,6 miliar tahun lalu ketika tata surya pertama kali diciptakan.
AFP menulis sejauh ini, wahana antariksa Hayabusa2 mencatat adanya perubahan kecepatan dan arah ketika menyentuh permukaan asteroid. Tak lama setelah pendaratan, Hayabusa2 mengirimkan sinyal yang disambut dengan riuh dari ruang pengendali di Bumi.Hayabusa2 dirancang untuk mendarat di permukaan berbatu dan mengumpulkan sampel dari asteroid dalam hitungan menit.
Sebelum mencapai permukaan, tim peneliti sempat was was hingga akhirnya wahana antariksa ini menembakkan material dari bawah permukaan asteroid Ryugu. Cara ini dilakukan untuk mengumpulkan sampel yang tidak terpapar angin dan radiasi.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.