Petugas polisi menjaga unjuk rasa yang menyerukan reformasi demokratis di Hong Kong, China, Minggu (21/7/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Edgar Su/foc.
LENSAPANDAWA.COM – Polisi menembakkan gas air mata dalam bentrokan-bentrokan di beberapa lokasi di Hong Kong pada Sabtu sementara ribuan pegiat berkumpul untuk memprotes serangan yang diduga dilakukan para kelompok penjahat terhadap pemerotes dan pengguna jasa kereta di satu stasiun pekan lalu.
Polisi, yang dikecam karena gagal melindungi masyarakat dari serangan tersebut di kawasan Yuen Long, menolak mengizinkan unjuk rasa di kota itu karena alasan-alasan keamanan.
Tetapi para pemerotes tetap melakukan aksi mereka. Unjuk rasa yang dilakukan beberapa ribu orang di siang hari berubah tegang dan bentrokan-bentrokan antara polisi dan pemerotes tak terhindarkan di beberapa lokasi.
Bebatuan dan botol-botol dilemparkan ke arah polisi oleh para pemerotes, yang juga membuat penghalang. Polisi membalas dengan tembakan gas air mata.
"Saya lupa bawa payung, jadi saya terpaksa beli raket badminton … untuk melindungi diri," ujar seorang pemuda yang mengenakan helm dan tutup muka. Ia menolak memberi tahu nama atau usianya karena berada di barisan depan para pengunjuk rasa.
Dia menambahkan bahwa banyak yang ikut unjuk rasa tidak ingin berada di lokasi itu hingga malam, dengan mengatakan Yuen Long terlalu berbahaya bagi mereka setelah gelap.
Ahad lalu, sekitar 100 pria berbaju putih mendatangi stasiun kereta Yuen Long beberapa jam setelah para pemerotes berunjuk rasa di bagian tengah Hong Kong dan melintasi Kantor Pembantu China – simbol utama otoritas Beijing di bekas koloni Inggris itu.
Pria-pria tersebut menyerang para pemerotes yang berbusana hitam kembali dari pulau Hong Kong, para pejalan kaki, wartawan dan anggota parlemen dengan pipa-pipa dan alat-alat pemukul. Akibatnya 45 orang mengalami luka-luka.
Polisi, yang dipandang lamban oleh para pengunjuk rasa untuk bertindak pada Ahad lalu, menjadi fokus aksi Sabtu, menambah ketegangan.
"Mereka gagal melindungi masyarakat," ujar seorang pengunjuk rasa yang bernama Kevin, berkaos merah, mengenai polisi, sementara dia berdiri di luar kantor polisi, memegang gerbangnya.
"Mereka membiarkan kelompok kriminal itu memukuli pengunjuk rasa sebagai pembalasan terhadap kami … Kami di sini mengajari mereka sebuah pelajaran," kata dia, sementara dia berteriak-teriak dengan mengeluarkan kata-kata tak senonoh.kepada polisi.
Polisi mengatakan pada Ahad, sejumlah pemerotes telah mengepung dan melakukan aksi sebagai tanda tak suka kepada kendaraan polisi, "yang menyebabkan bahaya terhadap kehidupan para personel polisi di dalam kendaraan itu."
Sumber: Reuters
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.