Ilustrasi truk ODOL. (CNN Indonesia/Damar Sinuko)
LENSAPANDAWA.COM – Program Zero Over Dimension dan Over Loading (ODOL) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) diproyeksi mampu mengerek penjualan truk di Indonesia. Salah satu alasannya yaitu konsumen bakal membeli lebih banyak truk karena sudah tidak bisa lagi ‘mengakali’ kendaraannya agar punya muatan berlebih.
Dony Hermawan, Head of PR & CSR pemegang merek Mitsubishi Fuso, Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), memberi gambaran, sebelum ODOL dipromosikan, konsumen truk yang kebanyakan dari kalangan pengusaha cukup menggunakan satu unit untuk menganggut 20 ton.
Gara-gara program ODOL yang mengumbar peringatan bakal menindak langsung di lapangan apabila ada pelanggaran, konsumen disebut perlu dua unit untuk mengangkut beban yang sama.
“Dengan aturan ODOL mau tidak mau harus beli dua unit,” kata Dony di Jakarta belum lama ini.
Dony memaparkan hal ini tentu menjadi pertimbangan besar buat konsumen kendaraan niaga. Bukan hanya membeli truk baru yang bakal jadi perhatian, tetapi juga biaya operasional dan lainnya yang meningkat.
“Kalau ODOL dia harus menambah unit investasi, unitnya harus dua, driver-nya harus dua, ya mereka konsumen juga sedang hitung-hitungan,” kata Dony.
Kemenhub menyebut pemberantasan ODOL sudah bisa dilakukan sejak 2019 melalui Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor 21 Tahun 2019 tentang Pengawasan terhadap Mobil Barang atas Pelanggaran Muatan Lebih (Over Loading) atau Pelanggaran Ukuran Lebih (Over Dimension).
Kemenhub melakukan zero ODOL ini untuk menghentikan ruang gerak truk kelebihan muatan dan dimensi agar angka kecelakaan lalu lintas bisa ditekan. Kemenhub menargetkan jalan-jalan di Indonesia bebas ODOL pada 2021.
Meski Kemenhub sudah menyatakan demikian, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang sempat meminta penerapan zero ODOL ditunda pada 2023 atau 2024. Alasan Agus, zero ODOL dapat menurunkan daya saing industri sebab penambahan jumlah angkutan butuh waktu dan investasi.
Selain itu Agus menilai ada potensi kemacetan, meningkatkan konsumsi bahan bakar, meningkatkan emisi, menambah kecelakaan, dan meninggikan biaya logistik.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut penerapan zero ODOL melorot satu tahun, itu berarti diterapkan pada 2022.
Dony menambahkan pihaknya bakal menciptakan produk yang ditekankan sesuai dengan progtam ODOL.
“Mungkin konsumen yang akhirnya wait and see, seberapa peraturanya, makanya kami akan siapkan unit-unit yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dengan menghadirkan kendaraan lebih besar sedikit sesuai kebutuhan konsumen, tanpa melanggar ODOL,” ucap Dony.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.