Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
LENSAPANDAWA.COM – Para ilmuwan dari Universitas London berhasil merekonstruksi ulang suara mumi berusia 3.000 tahun. Namun, sebenarnya mumi Nesyamun bukan satu-satunya proyek menghidupkan kembali pita suara dari tubuh yang mati.
Suara yang dihasilkan dari manusia-manusia yang sudah tiada ini sebenarnya tidak pernah berupa kalimat yang utuh. Dari tiga proyek yang berusaha menguak suara manusia di masa lalu ini, baru dua proyek terakhir yang berhasil merekonstruksi ulang suara tersebut.
Dua proyek mumi Nesyamun dan manusia purba Otzi yang sudah berhasil menghasilkan suara sebenarnya. Peneliti berhasil membuat suara a, e, i, eu, u, dari manusia purba Otzi. Sementara Nesyamun berhasil bersuara ah, eh, bad, bed.
Sementara untuk manusia Neanderthal, peneliti hanya memperkirakan bagaimana bentuk suara manusia purba itu lewat konstruksi tubuhnya. Peneliti tidak benar-benar membuat suara yang bisa didengar.
Berikut sejumlah penelitian soal suara dan bahasa manusia purba yang pernah dilakukan.
1. Manusia Neanderthal
Kajian terkait suara mumi sebetulnya sudah cukup lama. Seperti dikutip Science Focus, film dokumenter BBC tahun 2005 yakni The Rebirth mengisahkan sejumlah ilmuwan meneliti anatomi mumi Neanderthal.
Peneliti berspekulasi bahwa mumi Neanderthal memiliki tenggorokan yang lebih pendek dan rongga hidung besar sehingga dapat menghasilkan nada yang tinggi.
[Gambas:Video CNN]
2. Manusia Purba Otzi
Proyek serupa juga pernah dikerjakan oleh para ilmuwan dari Rumah Sakit Umum Bolzano, Italia terkait sisa-sisa Otzi The Iceman pada 2016 silam. Mumi Otzi ditemukan di Pegunungan Alpen Otzal di Italia Utara tahun 1991 berusia 5.000 tahun, seperti dikutip dari Science Alert.
Ilmuwan menggunakan CT scan untuk membuat struktur pita suara, tenggorokan, dan mulut. Berbeda dari Nesyamun yang menggunakan laring elektronik, suara Otzi dibuat secara digital.
“Kami tak bisa bilang kami telah merekonstruksi suara asli Otzi, karena kami masih tak memiliki informasi penting dari mumi tersebut,” jelas peneliti utama Rolando Fustos.
Namun, para peneliti meyakini kalau suara digital tersebut sudah mendekati suara asli manusia purba tersebut.
3. Riset bahasa di Oxford
Pada 2016, sekelompok peneliti dari Universitas Oxford dan Cambridge mengembangkan metode bagaimana cara memindahkan kembali silsilah bahasa manusia modern, guna membuat perkiraan tentang bagaimana bahasa Ibu Proto-India-Eropa.
4. Mumi Nesyamun
Mumi Nesyamun sendiri mengeluarkan suara “ah” dan “eh” dan dua kata yaitu “bad” (buruk) dan “bed” (tempat tidur). Rekonstruksi suara ini memanfaatkan teknologi CT scan, pencetakan 3D, dan pembuatan laring elektronik.
Proses pemumian juga berhasil mengawetkan jaringan lunak tubuh yang baik juga menjadi salah satu faktor keberhasilan mumi Nesyamun bersuara.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.