Ilustrasi penjualan mobil terdampak corona. (Adhi Wicaksono)
LENSAPANDAWA.COM –
Tiga bulan dihantam wabah virus corona (Covid-19) penjualan mobil di Indonesia runtuh. Angka penjualan susut signifikan dibandingkan bulan sebelumnya atau perolehan 2019.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada Mei 2020 menyebutkan wholesales atau penjualan dari pabrik ke dealer turun 54,9 persen dari April 7.868 unit menjadi 3.551 unit.
Jika dibandingkan Mei 2019, wholesales Mei 2020 turun 95,8 persen menjadi 3.551 unit. Sebelumnya atau Mei 2019 wholesales mencapai 84.367 unit.
Kemudian data retail atau penjualan dari dealer ke konsumen pada Mei berjumlah 17.083 unit, sementara April 2020 sebanyak 24.273 unit atau turun 29,6 persen. Dibandingkan Mei 2019, penjualan retail Mei 2020 turun 81,8 persen menjadi 17.083 unit.
Masih berdasarkan data Gaikindo, penjualan terlihat melemah mulai Maret atau awal mula Covid-19 terdeteksi di Tanah Air.
Penjualan wholesales pada Maret 2020 turun jadi 76.811 unit, sementara Februari sebanyak 79.645 unit. Sedangkan angka retail Februari 77.847 unit lantas menjadi 60.449 unit pada Maret. Penurunan kemudian berlanjut pada April dan Mei 2020.
Di tengah paceklik penjualan ini Toyota berdasarkan data Gaikindo masih tercatat sebagai penguasa pasar meski penjualan turun signifikan.
Penguasaan pasar Toyota pada tiga bulan terakhir (Maret, April, dan Mei) ini mengutip data retail mencapai 32.957 unit, kemudian urut dua Daihatsu dengan 19.779 unit, dan posisi ketiga Honda 13.803 unit.
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi pernah mengatakan penjualan turun efek pembatasan pergerakan manusia oleh pemerintah sehingga sejumlah dealer mobil harus tutup. Selain itu ia menilai penjualan melambat karena daya beli masyarakat turun.
“Ya PSBB di Indonesia kan sudah meluas ke seluruh Indonesia, showroom tidak bisa, tutup, dan penjualan terganggu,” kata Nangoi.
Nangoi optimistis penjualan pada Juni bakal membaik walau diyakini tidak akan signifikan. Nangoi mengatakan Gaikindo belum dapat memprediksi berapa kenaikan penjualan pada Juni.
“Ya harusnya penjualan sedikit membaik karena sudah masuk masa transisi. Tapi kita lihat saja nanti, karena jujur saja kami tidak punya pengalaman soal corona,” ungkap Nangoi.
(ryh/DAL)