Proses evakuasi korban kecelakaan Bus Sriwijaya di Pagaralam, Rabu (25/12). (ANTARA/HO/19)
LENSAPANDAWA.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Pagaralam, Sumatera Selatan mengusulkan pembangunan Jembatan Lematang untuk merespons terjadinya kecelakaan maut Bus Sriwijaya yang merenggut nyawa 35 orang pada Senin (23/12) malam lalu di lokasi tersebut.
Wali Kota Pagaralam Alpian, di Pagaralam, Kamis, mengatakan sebelumnya pembangunan jembatan tersebut sudah diusulkan pemkot setempat pada tahun 2016 ke pemerintah pusat, namun ditolak.
"Kini kami usulkan lagi, agar pemerintah pusat membangun Jembatan Lematang," kata dia pula.
Dia mengungkapkan kondisi kelokan dan liku di jalan tersebut sangat ekstrem, mengingat berada di atas jurang setinggi 8 meter.
Sebelumnya, pemerintah daerah sudah mengusulkan pembangunan jembatan tersebut pada 2016, bahkan desain dan rencana konstruksinya sudah dibuat.
Namun usulan tersebut ditolak oleh pemerintah pusat, sehingga yang dilakukan hanya pelebaran jalan pada 2017 dan 2018 menggunakan dana APBN, karena merupakan jalan nasional.
"Kami membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat untuk membangun jembatan ini, karena APBD tidak mungkin memenuhi kebutuhan dananya," kata Alpian pula.
Atas kejadian tragis tersebut, ia meminta pemerintah pusat untuk segera merealisasikan jembatan di sekitar lokasi tersebut.
Sebelumnya, Bus Sriwijaya jurusan Bengkulu-Palembang terjun ke sungai di Liku Lematang, Desa Perahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Senin (23/12), sekitar pukul 23.15 WIB.
Bus Sriwijaya diduga tidak dapat menaiki tanjakan yang tajam, sehingga mundur menabrak beton pembatas. Busi kemudian terjun masuk ke jurang setinggi 8 meter.
Saat ini, berdasarkan proses evakuasi pada hari kedua diketahui sebanyak 35 orang meninggal dunia dan 13 orang dinyatakan selamat akibat kecelakaan bus itu.
Demikian berita ini dikutip dari ANTARANEWS.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.