Menkominfo Rudiantara (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
LENSAPANDAWA.COM – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara tak bisa memastikan kapan pihaknya akan membuka kembali akses internet di Papua dan Papua Barat. Sebab, menurutnya sampai saat ini masih banyak hoaks atau kabar bohong yang menyebar di dunia maya.
“Ya kalau target kan saya enggak bisa menargetkan. Kecuali kalau membangun,” kata Rudiantara di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (26/8).
Rudiantara mengaku pihaknya mendektesi terdapat sekitar 230 ribu URL yang memviralkan kabar bohong, baik berupa hasutan maupun adu domba. Menurutnya, penyebaran hoaks paling banyak dilakukan di media sosial Twitter.
“Saya ada catatannya semua, lebih dari 230rb URL. Artinya URL itu kanal yang digunakan, paling banyak Twitter. itu kan masif,” ujarnya.
Rudiantara menyatakan pihaknya memblokir akses internet di Papua berdasarkan Undang-Undang ITE. Dalam UU ITE, kata Rudiantara, Kemenkominfo mempunyai kewajiban untuk membatasi penyebaran-penyebaran konten yang sifatnya negatif
“Saya punya kewajiban karena diberi kewenangan, justru kalau saya tidak lakukan, berarti saya yang melanggar UU,” katanya.
Ia menyatakan semua langkah pihaknya lakukan dalam membatasi penyebaran hoaks atau konten negatif, salah satunya dengan pemblokiran akses internet. Rudiantara pun menyamakan langkah yang diambil pemerintah saat kerusuhan 21-22 Mei lalu.
“Tapi tidak sama persis. Kalau kemarin kan video dan gambar yang dibatasi. Kalau ini data yang dibatasi,” tuturnya.
Rudiantara lantas meminta maaf kepada masyarakat Papua dan Papua Barat yang terkena dampak pemblokiran akses internet ini. Akses internet diblokir Kemenkominfo sejak Jumat pekan lalu.
“Saya juga sampaikan, saya juga minta maaf pada teman-teman yang terdampak ini. Tapi sekali lagi kan ini bukan hanya saya dan ini kepentingan bangsa,” ujarnya.
Demikian berita ini dikutip dari CNNINDONESIA.COM untuk dapat kami sampaikan kepada pembaca sekalian.