Salah Baca Peluang, Daihatsu Setop Produksi Hi-Max di RI

0
313
Salah Baca Peluang, Daihatsu Setop Produksi Hi-Max di RIPT Astra Daihatsu Motor (ADM) menghentikan kegiatan produksi Hi-Max di pabriknya kawasan Sunter, Jakarta Utara sejak akhir 2019. (Foto: daihatsu.co.id)

LENSAPANDAWA.COM – PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengakui salah baca peluang untuk menjual Hi-Max di Indonesia. Kesalahan baca peluang tersebut menyebabkan permintaan dari konsumen tidak sesuai harapan hingga akhirnya memutuskan menghentikan produksi kendaraan komersial berukuran ‘mungil’ itu.

Hi Max pertama meluncur di Indonesia pada November 2016. Pada tahun pertama peluncuran mobil terjual 1.047 unit, 440 unit satu kemudian, 145 unit (2018), 95 unit (2019).

Corp Planning & Communication Division Head Astra Daihatsu Motor (ADM) Elvina Afny mengatakan pabrik Daihatsu kawasan Sunter, Jakarta Utara tak lagi produksi Hi Max sejak November 2019.


“Sudah, sejak November 2019,” kata Elvina kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Rabu (8/4).

Elvina melanjutkan saat ini seluruh stok Hi Max sudah habis terjual. Dengan keputusan tersebut Daihatsu berarti hanya akan memasarkan pikap Gran Max di Indonesia.

“Jadi stoknya sekarang sudah tidak ada, sudah habis semua,” ucap dia.

Kabar Daihatsu akan menghentikan penjualan Hi Max sudah berembus kencang sejak awal 2019.

Marketing and CR Division Head Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) Hendrayadi Lastiyoso sempat menyampaikan kendaraan komersial Hi Max tak cocok untuk pasar Indonesia karena spesifikasinya dianggap ‘tanggung’.

Mesin Hi-Max dianggap terlalu kecil yaitu 1.000 cc dan juga panjang baknya tidak sampai 2 meter.

“Kalau kami lihat karakter Gran Max sama Hi-Max beda banget. Kalau kami ke Jepang yang kami lihat di mana-mana itu Hi-Max, karena gangnya kecil-kecil dan mereka lebih efisien,” kata Hendrayadi beberapa waktu lalu.

“Sebaliknya begitu kami bawa ke Indonesia, juga banyak jalan kecilnya. Tapi ternyata orang anggapnya tangung dan akhirnya lebih memilih Gran Max. Jadi nambah sedikit (uang) itu bisa bawa lebih banyak,” kata dia kemudian.

Line produksi Hi Max digunakan untuk model lain

Misteri Hi Max akhirnya terjawab dengan tidak diteruskannya kegiatan produksi pikap mungil itu. Daihatsu pun mengubah strategi line produksi pabriknya di Sunter, Jakarta Utara untuk menjaga ketersediaan unit lain untuk pasar domestik dan ekspor.

“Selain itu saat kuartal 4 tahun 2019, permintaan model lain seperti Terios, Gran Max, Xenia meningkat dan dibutuhkan kapasitas lebih. Sehingga line produksi Hi Max dipakai untuk produksi model tersebut,” kata Elvina. (ryh/mik)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here