Ilustrasi. Epidemiolog beri saran agar Surabaya keluar dari zona hitam Covid-19 (AFP/JUNI KRISWANTO)
LENSAPANDAWA.COM – Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman menyarankan Pemerintah Kota Surabaya segera melakukan tes Covid-19 secara masif agar wilayah itu segera keluar dari zona hitam penularan virus corona SARS-CoV-2.
Cara ini menurutnya sesuai dengan pedoman pada strategi utama pencegahan penularan Covid-19 selama pandemi. Sebab, dia mengatakan situasi penularan Covid-19 di Surabaya sudah dalam tahap kritis atau darurat.
“Tindakan yang harus dilakukan oleh Pemda itu adalah tetap kita berpedoman pada strategi utama dari pandemi, yaitu lakukan testing secara masif,” ujar Dicky kepada CNNIndonesia.com, Jumat (5/6).
Dicky menuturkan pemerintah Surabaya harus melakukan pengetesan massal dengan hasil yang cepat keluar. Menurutnya, hasil pengetesan harus keluar dengan segera pada hari yang sama. Sehingga, tindakan bisa segera dilakukan dan mencegah penyebaran.
Dicky menuturkan pengetesan cepat akan mempengaruhi keberhasilan strategi yang yang lain, yakni tracing dan isolasi. Dia berkata pelacakan perlu ditingkatkan sebesar 70-90 persen.
“Kemudian isolasinya lakukan secara terpusat saja di Kota Surabaya. Jangan isolasi mandiri untuk menjamin keberhasilan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dicky menyampaikan Surabaya bisa meniru keberhasilan Kota Wuhan dalam mengendalikan lonjakan kasus Coovid-19. Bahkan dia menyampaikan Wuhan berhasil tidak memiliki kasus selama 75 hari.
Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Lancet, dia berkata Wuhan menggunakan startegi menejemen kasus dengan melakukan testing secara cepat dan melacak kasus kontak secara optimal.
“Kemudian di perbatasan pintu masuk daerah mereka malakukan juga screening (penyaringan) terhadap orang-orang yang masuk. Ini yang dikendalikan pintu masuk daerah tersebut. Jadi pergerakannya dikendalikan,” ujarn Dicky.
Dalam rangka melandaikan kurva, dia menyampaikan perlunya keterlibatan masyarakat Surabaya dalam mencegah. Dia mengingatkan kehidupan normal baru (new normal) merupakan suatu tuntutan agar masyarakat hidup lebih sehat dan memahami lokasi rawan penularan.
“Harus diketahui juga kontribusi masyarakat dalam melandaikan kurva besar, yakni 80 persen. Jadi pemerintah surabaya bekerja sama dengan pihak lain, seperti universitas, tokoh masyarakat, hingga tokoh agama dalam melakukan sosialisasi dan edukasi,” ujarnya.
Sebelumnya, kasus positif Covid-19 di Jatim terus mengalami kenaikan tajam. Pada 2 Juni 2020 tercatat 5.135 kasus, kemudian terjadi pertambahan 183 kasus pada 3 Juni sehingga kumulatif berjumlah 5.317 kasus. Berdasarkan data terbaru per 4 Juni 2020, kasus kumulatif mencapai 5.408, terjadi pertambahan 90 kasus baru. (jps/eks)