Satelit NASA Rekam Lubang Hitam Sobek Bintang Hingga Hancur

0
305
Satelit NASA Rekam Lubang Hitam Sobek Bintang Hingga HancurFoto lubang hitam yang pertama kali dirilis. (dok. Event Horizon Telescope Collaboration/Maunakea Observatories via AP)

LENSAPANDAWA.COM – Satelit Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menangkap aksi lubang hitam raksasa yang menyobek sebuah bintang hingga hancur.

TESS menemukan bintang berjarak 375 juta tahun cahaya yang berputar tanpa henti hingga tertarik ke dalam lubang hitam supermasif. Bintang ini memiliki ukuran yang sama dengan matahari.

“Secara khusus, fenomena ini menjadi kesempatan kami untuk mengukur tingkat kapan lubang hitam akan berubah menjadi lebih cerah dan kami juga dapat mengamati penurunan suhu serta kecerahan yang unik,” kata Astronom Thomas Holoien dari Carnegie Institution for Science dikutip Reuters.

Lebih lanjut Holoien mengatakan fenomena ini disebabkan oleh bintang berkelana terlalu dekat dengan lubang hitam.

Oleh sebab itu, gaya gravitasi benda langit yang berada di pusat Bima Sakti ini dapat menghancurkan benda-benda di sekitarnya dan sebagian materialnya dilemparkan ke ruang angkasa dan sisanya jatuh ke dalam lubang hitam.

Pengamatan osilasi cahaya ketika lubang hitam melahap bintang dan memuntahkan material bintang. Hololien mengatakan pengamatan ini membantu astronom NASA memahami perilaku lubang hitam yang telah menjadi sebuah misteri ilmiah.

Satelit TESS sejatinya dirancang untuk mencari eksoplanet yang memiliki kemungkinan untuk dihuni manusia.

Dibekali empat buah kamera, TESS mulai mencari eksoplanet menggunakan metode transit. Dengan mengamati sedikit penurunan kecerahan bintang ketika planet-planet mengorbit.

Sebelumnya, pada April lalu, astronom merilis foto pertama lubang hitam. Gambar inti gelap dengan lingkaran gas dan plasma berwarna oranye-api menunjukkan lubang hitam supermasif 50 juta tahun cahaya di galaksi yang dikenal sebagai M87.

Astronom mengumumkan dalam konferensi pers simultan di Brussels, Shanghai, Tokyo, Washington, Santiago dan Taipei.

Pada April 2017, delapan teleskop radio yang tersebar di seluruh dunia –di Hawaii, Arizona, Spanyol, Meksiko, Chili, dan Kutub Selatan– diprogram untuk merekam data dua lubang hitam di dua sudut semesta untuk mengumpulkan data.

Lubang hitam itu memiliki massa empat juta kali lebih berat ketimbang matahari, yang berarti lubang hitam memiliki diameter 44 juta kilometer.

Berita sebelumyaPulau Komodo tidak ditutup tapi kunjungan wisatawan dibatasi
Berita berikutnyaACT Sumbar bantu pemulangan perantau Minang dari Wamena

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here